Aprianti, Yayuk (2009) Praktik Penjualan Obat-obatan oleh Pedagang Obat di Kota Kuala-Kapuas (Analisis Etika Bisnis Islam). Skripsi, Syariah dan Ekonomi Islam.

Preview	Text BAB I.pdf Download (345kB) | Preview
Preview	Text BAB IV.pdf Download (264kB) | Preview

ABSTRAK

Yayuk Aprianti. 2009. Praktik Penjualan Obat-obatan oleh Pedagang Obat di Kota Kuala-Kapuas (Analisis Etika Bisnis Islam). Skripsi, Jurusan Ekonomi Islam, Fakultas Syariah, Pembimbing: (1) Drs. H. M. Nur Maksum, MSI., (II) Rahman Helmi, S. Ag., MSI. Penelitian ini bertolak dari adanya beberapa kasus yang terjadi pada penjualan obat-obatan di kota Kuala-Kapuas, dimana terjadi penjualan obat secara partai ke beberapa pelanggan yang kemudian akan dijual kembali ke warung-warung atau kios. Hal ini tentunya sudah melanggar ketentuan yang ditetapkan oleh pihak dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kapuas selaku Badan/lembaga yang terkait langsung dengan permasalahan pendistribusian obat di kota Kuala-kapuas. Hal inilah yang mendasari keinginan untuk menganalisis kasus tersebut dengan analisis Etika Bisnis Islam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana praktek penjualan obat-obatan yang dijalankan di kota Kuala-kapuas menurut analisis etika bisnis Islam, Apakah praktek penjualan obat-obatan yang dilakukan di kota Kuala kapuas sudah sesuai dengan teori etika bisnis Islam. Penelitian ini merupakan field research (penelitian lapangan) yang bersifat studi kasus terhadap penjualan obat-obatan di kota Kuala-kapuas. Karenanya, untuk memperoleh data yang diperlukan, penulis melakukan penelitian dengan teknik wawancara dan studi dokumentasi. Melalui teknik analisis kualitatif/deskripsi kualitatif yang meliputi uraian dalam bentuk narasi yang menjelaskan data dalam penelitian ini diperoleh suatu temuan sebagai berikut: Pertama, pada praktik penjualan obat-obatan yang dilakukan di kota Kuala-kapuas terjadi beberapa penyimpangan, adanya ketidaktaatan oleh beberapa penjual obat terhadap peraturan yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan setempat tentang pendistribusian obat-obatan dengan “DAFTAR G”, obat bebas, dan obat bebas terbatas. Ditemukan fakta bahwa beberapa penjual obat melakukan penjualan obat secara partai, adapula yang diketahui menjual obat “daftar G” diluar izin dari Dinas Kesehatan. Kedua, praktik penjualan obat yang dilakukan oleh para penjual obat ini tidak dapat dikatakan telah menggunakan teori atau prinsip-prinsip etika bisnis Islam, karena dari hasil penelitian, beberapa orang penjual obat masih berlaku tidak jujur, padahal nilai-nilai kejujuran inilah yang menjadi dasar sebuah bisnis yang beretika Islami. Hal ini dikarenakan kurangnya kesadaran beberapa penjual obat akan pentingya sebuah kejujuran dalam segala aktivitas yang mereka lakukan, tak terkecuali dalam aktivitas bisnis.

Actions (login required)

View Item