Asiah, Nor (2022) Pengaruh Stigma Sosial Masyarakat terhadap Interaksi Sosial pada Penyintas Covid-19 di Kota Banjarmasin. Skripsi, Ushuluddin dan Humaniora.

	Text PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN.pdf Download (157kB)
	Text AWAL.pdf Download (538kB)
	Text ABSTRAK.pdf Download (302kB)
	Text BAB I.pdf Download (515kB)
	Text BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (629kB)
	Text BAB III.pdf Download (339kB)
	Text BAB IV.pdf Download (707kB)
	Text BAB V.pdf Download (333kB)
	Text DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (368kB)
	Text LAMPIRAN.pdf Download (961kB)

ABSTRAK

Salah satu dampak dari covid-19 adalah timbulnya stigma terhadap orang yang positif covid-19. Stigma merupakan suatu istilah yang menggambarkan suatu keadaan atau kondisi terkait sudut pandang atas sesuatu yang dianggap bernilai negatif. Stigma dipahami sebagai konstruksi sosial di mana tanda membedakan aib sosial melekat pada orang lain untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi mereka. Biasanya stigma ada pada beban penyakit. Stigma sosial dalam konteks kesehatan adalah hubungan negatif antara seseorang atau sekelompok orang yang berbagi karakteristik tertentu dan penyakit tertentu. Penelitian ini memakai metode kuantitatif dan diolah dengan metode analisis statistik. Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif asosiatif, kemudian pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik purpossive sampling. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil bahwa: Stigma pada penyintas covid-19 di Kota Banjarmasin, Diketahui dari hasil deskriptif statistka data penelitian nilai maksimum dari variabel Stigma yaitu 89, nilai mean 74,60, dan nilai standar deviasi 10,13 dilakukan kategoresasi pada variabel stigma dalam penggolongan norma kategori menurut Azwar dengan rumusan, yaitu Tinggi = X > 84,73 berjumlah 31 orang, Sedang = 64,47 ≤ X < 84,73 99 orang, dan rendah = X < 64,47 28 orang. Secara umum stigma pada penyintas Covid-19 berada pada kategori sedang. Data interaksi sosial pada penyintas covid-19 di Kota Banjarmasin, Dari hasil deskriptif statistik data penelitian diperoleh nilai dari mean skala interaksi sosial 61,44 dan standar deviasinya adalah 8,11. Selanjutnya dari hasil tersebut dapat ditentukan subjek yang berada dikategori tinggi, sedang ataupun rendah dengan menggunakan pengkategorian intensitas variabel, yaitu Tinggi = X > 69,55 berjumlah 26, Sedang = 53,33 ≤ X< 69,55 berjumlah 110 orang, dan Rendah = X < 53,33 berjumlah 22 orang. Jadi secara umum interaksi sosial pada penyintas Covid-19 di Kota Banjarmasin adalah sedang. Hasil uji hipotesis diketahui dengan jelas bahwa terdapat kontribusi yang signifikan yaitu 0,000 antara persepsi stigma terhadap interaksi sosial pada penyintas Covid-19 di Kota Banjarmasin, dengan sumbangan efektif yang diberikan sebesar 52,1%. Berdasarkan data yang diperoleh dari analisis data dengan program software SPSS 23.0 for windows nilai signifikansi atau p value adalah 0,000. Dikatakan signifikansi apabila p < 0,05. Maka hasil yang ditemukan adalah signifikan, jadi hipotesis (Ha) bahwa Ada pengaruh stigma terhadap interaksi sosial pada penyintas covid-19 di Kota Banjarmasin diterima, artinya variabel stigma berpengaruh terhadap variabel interaksi sosial.

Actions (login required)

View Item