Effendy, M. Satria (2018) Persepsi Ulama Kota Banjarmasin Tentang Hukum Al-Quran Digital. Skripsi, Syariah.

	Text PERNYATAAN.pdf Download (290kB)
	Text AWAL.pdf Download (1MB)
	Text ABSTRAK.pdf Download (198kB)
	Text BAB-I.pdf Download (608kB)
	Text BAB-II.pdf Restricted to Repository staff only Download (869kB)
	Text BAB III.pdf Download (134kB)
	Text BAB IV.pdf Download (879kB)
	Text BAB V.pdf Download (254kB)
	Text DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (217kB)
	Text LAMPIRAN.pdf Download (2MB)

ABSTRAK

Penelitian ini dilatar belakangi dari hukum Al-quran Digital. Membaca Al-quran Digital seiring dengan perkembangan zaman tidak lagi hanya identik dengan membaca Al-quran mushaf yang berbentuk kitab, tapi juga berbentuk Digital seperti smartphone, Laptop dan PC. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana persepsi ulama Kota Banjarmasin tentang hukum Al-quran Digital dan dasar yang melatar belakangi pendapat ulama Kota Banjarmasin yang sekaligus menjadi objek penelitian penulis. Hal yang membuat ketertarikan penulis untuk lebih jauh meneliti hubungannya dengan empat imam mazhab beserta Al-quran dan hadis. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yaitu dengan melakukan penggalian data melalui wawancara yaitu penulis menggunakan tanya jawab langsung kepada informan secara lisan kepada enam ulama di Kota Banjarmasin tentang hukum Al-quran Digital. Kemudian dari hasil tersebut penulis menganalisis dengan analisis deskriptif kualitatif yaitu dengan menguraikan persepsi para ulama di wilayah penelitian itu dengan pendapat empat imam mazhab beserta Al-quran dan hadis. Hasil penelitian terhadap persepsi ulama Kota Banjarmasin tentang hukum Al-quran Digital terdapat perbedaan dari hukum memegang dan membaca Al-quran Digital tersebut. Dari enam (6) informan yang didapatkan, ada tiga (3) ulama yang mengatakan boleh memegang Al-quran Digital jika diaktifkan dalam keadaan hadas kecil dan besar, dan ada satu (1) ulama yang mengatakan boleh memegang dalam keadaan hadas kecil, namun tidak boleh bagi yang berhadas besar, dan ada dua (2) ulama yang tidak membolehkan memegang Al-quran Digital jika diaktifkan dalam keadaan hadas kecil dan besar. Adapun terjadinya perbedaan pendapat didasari oleh perbedaan persepsi dari pada mushaf. Argumen pada ulama tersebut yang mendasari diperbolehkannya memegang karena Al-quran Digital jika diaktifkan tidak termasuk mushaf, surat dari Nabi kepada raja yang musyrik, beserta tafsir pada ayat Al-quran. Adapun yang tidak membolehkan bagi yang berhadas besar saja, dikarenakan Al-quran Digital tidak termasuk mushaf, serta memahami bentuk Al-quran dari segi “lafaẓ”. Adapun yang tidak membolehkan memegang Al-quran Digital bagi yang berhadas kecil maupun besar, dikarenakan Al-quran Digital jika diaktifkan termasuk mushaf, serta dalil ayat Al-quran. Adapun dari segi hukum membaca Al-quran Digital, hanya satu (1) ulama yang membolehkan membaca. Argumen ulama tersebut karena Al-quran Digital tidak termasuk mushaf sehingga tidak disyaratkan bersuci membacanya.

Actions (login required)

View Item