Rahimah, Rahimah (2019) Pola Pendidikan Agama pada Keluarga Majemuk (Studi di Kecamatan Kahayan Hilir Kabupaten Pulang Pisau). Tesis, Pascasarjana.

	Text PERNYATAAN.pdf Download (5MB)
	Text AWAL-.pdf Download (11MB)
	Text ABSTRAK-.pdf Download (196kB)
	Text BAB 1.pdf Download (324kB)
	Text BAB 2.pdf Restricted to Repository staff only Download (927kB)
	Text BAB 3.pdf Download (211kB)
	Text BAB 4.pdf Download (648kB)
	Text BAB 5.pdf Download (432kB)
	Text DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (396kB)

ABSTRAK

Kata kunci: Pola pendidikan agama, keluarga majemuk Penelitian ini dilatarbelakangi bahwa masyarakat di Kecamatan Kahayan Hilir Kabupaten Pulang Pisau Kalimantan Tengah merupakan masyarakat yang memeluk beberapa agama (multi agama), yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Kaharingan. Anggota keluarga dalam suatu suatu keluarga juga menganut agama yang berbeda-beda. Hal ini berdampak pula pada pola pendidikan agama dalam keluarga tersebut. . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola pendidikan agama dalam keluarga yang menganut agama yang berbeda-beda, dan hal-hal yang mempengaruhinya. Subjek penelitian adalah kepala keluarga, baik ayah, ibu atau kakek, oada lima keluarga. Data lapangan digali melalui teknik observasi, wawancara dan dokumenter. Hasil penelitian menyimpulkan, pola pendidikan agama pada keluarga majemuk di Kecamatan Kahayan Hilir ditandai dengan komunikasi dan interaksi yang bersifat demokratis antara anggota keluarga yang berbeda agama, pendekatan yang digunakan persuasif yaitu sikap lemah lembut dan tidak memaksa, metode yang digunakan orangtua mendidik anak-anaknya dengan nasihat-nasihat dan pengajaran agama secara sederhana sepanjang yang mereka ketahui disertai keteladanan, dengan media tambahan berupa buku-bukum kaset ceramah dan mengaji Alquran, dan gambar-gambar yang dapat menumbuhkan suasana agama dalam keluarga. Pendidikan agama berjalan secara minimal dalam aspek ibadah, akhlak dan muamalah, anak lebih diarahkan untuk mendapatkan pendidikan agamanya di sekolah, dalam aspek keimanan masih diwarnai percampuran dengan kepercayaan leluhur dan upacara keagamaan agama lain. Hal-hal yang menunjang pola pendidikan agama tersebut adalah anggota keluarga menganut agama yang berbeda-beda dalam satu rumah maupun dengan keluarga, hubungan dengan tetangga dan masyarakat berjalan baik, saling bergaul dan tolong menolong dalam kehidupan sosial dan saling mengunjung dalam perayaan hari-hari besar agama masing-masing. Toleransi diwujudkan dalam bentuk saling mengunjungi dan menghormati, namun dalam hal makanan tetap menjaga hal-hal yang dibolehkan dan dilarang oleh agama yang bersangkutran. Hal-hal yang kurang menunjang, kepercayaan dan tradisi leluhur masih kuat, sulit menghindari pergaulan lintas agama dalam upacara-upacara keagamaan dan kurangnya lembaga pendidikan agama untuk memperkuat keimanan dan meningkatkan pengetahuan agama warga masyarakat, sehingga pendidikan agama dalam keluarga lebih mengandalkan pendidikan agama dari sekolah saja.

Actions (login required)

View Item