Mahmudah, Husnul (2020) MASALAH PENCATATAN PERKAWINAN (STUDI KASUS PADA MASYARAKAT KUALA KAPUAS). Skripsi, Fakultas Syariah.

	Text PERNYATAA KEASLIAN TULISAN.pdf Download (328kB)
	Text ABSTRAK.pdf Download (170kB)
	Text AWAL.pdf Download (989kB)
	Text BAB I.pdf Download (634kB)
	Text BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (627kB)
	Text BAB III.pdf Download (182kB)
	Text BAB IV.pdf Download (585kB)
	Text BAB V.pdf Download (171kB)
	Text DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (293kB)
	Text LAMPIRAN.pdf Download (963kB)

ABSTRAK

Dalam Undang-Undang No. 1 tahun 1974 tentang perkawinan, menyebutkan bahwa perkawinan sah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agamanya dan kepercayaannya, tiap-tiap perkawinan dicatat menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Tetapi pada kenyataannya, ada sebagian masyarakat yang tidak mencatatkan perkawinannya atau memilih melakukan perkawinan di bawah tangan. Pernikahan di bawah tangan merupakan sebutan yang bisa digunakan di tengah masyarakat. Pernikahan di bawah tangan ini maksudnya adalah perkawinan yang belum atau tidak tercatat di Kantor Urusan Agama atau PPN atau pernikahan yang dilakukan secara sembunyi, tetapi telah memenuhi rukun dan syarat pernikahan menurut hukum Islam. Hal tersebut juga terdapat dalam masyarakat Kuala Kapuas di mana masyarakat berpendapat bahwa pencatatan perkawinan itu ada yang penting ada yang tidak karena menurut mereka asal sudah bisa sah untuk menikah secara agama itu pun sudah cukup. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaiman masalah (kasus) pencatatan perkawinan di kuala kapuas serta untuk mengetahui bagaimana faktor yang menyebabkan masalah (kasus) tersebut terjadi.. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research). Karenanya, untuk memperoleh data yang berlokasi di Kabupaten Kuala Kapuas Kecamatan Selat Kelurahan Selat Hulu, dengan meneliti lima pasangan dan apa pendapat mereka terhadap pencatatan perkawinan. Hasil dari penelitian ini bahwa mayoritas masyarakat sudah mengetahui dan menyadari arti kepentingan pencatatan perkawinan namun mereka beranggapan atau berpendapat bahwa mengurus atau mendaftar pencatatan perkawinan itu ribet. Faktor penyebab dari masalah masyarakat yang masih beranggapan salah tersebut dikarenakan kurangnya kesadaran masyarakat terhadap hukum perkawinan yang ada di Indonesia, letak permukiman yang jauh dari KUA, administrasi yang masih dianggap ribet, kondisi ekonomi masyarakat, dan hamil di luar nikah.

Actions (login required)

View Item