Rifani, Ahmad (2020) KONSEP ‘AṢABAH BIL GAIR DALAM KITAB MELAYU IS‘ÃF AL KHÃIḌ FI ‘ILMI AL FARÃIḌ KARYA SYAIKH MUHAMMAD SYUKRI UNUS, SERTA PENGARUHNYA TERHADAP KEADILAN DALAM ISU GENDER. Skripsi, Syariah.

	Text PERNYATAAN.pdf Download (100kB)
	Text AWAL.pdf Download (1MB)
	Text ABSTRAK.pdf Download (336kB)
	Text BAB I.pdf Download (992kB)
	Text BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (740kB)
	Text BAB III.pdf Download (730kB)
	Text BAB IV.pdf Download (688kB)
	Text BAB V.pdf Download (327kB)
	Text DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (359kB)
	Text LAMPIRAN.pdf Download (7MB)

ABSTRAK

Persoalan gender di masa sekarang ini selalu menjadi topik pembicaraan yang hangat, lebih lagi di kalangan akademisi, khususnya pembagian warisan dengan proporsi 2:1, keberadaan ketentuan waris Islam di masa sekarang menjadi persoalan yang melahirkan pro dan kontra, padahal Q.S. An-Nisa ayat 11 telah mengatur ketentuannya dengan petunjuk yang sangat jelas (qath’i ad dalãlah). Ketentuan proporsi 2:1 yang di atur oleh waris Islam yang ada di dalam fikih waris klasik, seperti kitab malayu Is‘ãf Al Khãiḍ karya Syaikh Muhammad Syukri Unus. Karya dengan tulisan tangan ini memunculkan pendapat terkait dengan kebolehan kewarisan „aṣabah bil gair yang berada dalam konteks beda derajat. Berangkat dari permasalahan penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut dengan menghubungkannya dalam kajian isu gender. Untuk melihat dari mana pendapat yang di muat kitab ini berasal dan bagaimana landasan dalilnya, serta bagaimana pengaruh dan relevansinya kasus ini dalam isu gender. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research) yaitu mengkaji konsep kewarisan beda derajat dalam „aṣabah bil gair dalam kitab Is‘ãf Al Khãiḍ Fi ‘Ilmi Al Farãiḍ. kemudian di hubungkan dengan kajian isu gender dengan menggunakan bahan hukum primer, sekunder, dan tersier. dan bersifat deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian adalah konsep kewarisan beda derajat adalah pendapat dari Zaid bin Tsabit dan Sayyidina Ali dengan dalil Q.S. An-Nisa ayat 11 menggunakan penafsiran keumuman kata “aulãd” yaitu anak dari anak adalah anak. Dan ketentuan hukum waris Islam yang membolehkan kasus kewarisan beda derajat dalam kitab Is‘ãf Al Khãiḍ ini sangat berpengaruh dalam pembuktian bahwa ketentuan kewarisan Islam dengan proporsi 2:1 tidak bias gender. Menurut penulis ketentuan waris Islam lebih melihat kepada keseimbangan dalam pembagian harta peninggalan pewaris, di saat laki-laki di berikan beban tanggung jawab lebih besar maka ketentuan proporsi 2:1 ini menjadi relevan terhadap isu gender.

Actions (login required)

View Item