Ramlah, Siti (2020) ASPEK SPIRITUAL DALAM MANASIK HAJI: STUDI ATAS AJARAN GURU H. PAHRIADI DI KECAMATAN PELAIHARI. Tesis, Pasca Sarjana.

	Text PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN.pdf Download (142kB)
	Text Bagian Awal.pdf Download (458kB)
	Text Bab 1.pdf Download (380kB)
	Text Bab 2.pdf Restricted to Repository staff only Download (761kB)
	Text Bab 3.pdf Download (93kB)
	Text Bab 4.pdf Download (688kB)
	Text Bab 5.pdf Download (73kB)
	Text Abstrak - Siti Ramlah.pdf Download (138kB)
	Text Daftar Pustaka - Siti Ramlah.pdf Download (148kB)
	Text Lampiran.pdf Download (344kB)

ABSTRAK

Penelitian ini dilatar belakangi oleh adanya ajaran Guru H. Pahriadi Kecamatan Pelaihari terhadap makna tertentu atas kegiatan ritual haji yang tidak lazim dilaksanakan. Beliau tidak hanya menyampaikan manasik tentang bacaan dan gerakan haji saja tetapi beliau juga menyampaikan bimbingan tentang aspek spiritual selama menjalankan rukun haji, seperti pada waktu wukuf, jamaah hendaknya mengingat pada pristiwa Nabi Adam AS dan Siti Hawa dimana keduanya ditemukan kembali di padang Arafah. Dalam ibadah Thawaf dilakukan dengan mengingat Zat dan sifat-sifat Allah SWT. Empat sudut ka’bah dimaknai dengan sifat nafsiah, sifat salbiah, sifat ma’ani dan sifat ma’nawiyah. Sa’i dengan menjalani suatu perjalanan spiritual dari Nur Allah ke Nur Muhammad. Sementara pada waktu melontar jumrah, adalah sebagai perlambang bahwa jama’ah tersebut sedang melontarkan sifat-sifat buruknya. Oleh karena itu, penulis merasa perlu melakukan kajian mendalam terhadap bagaimana ajaran manasik haji Guru H. Pahriadi di Kecamatan Pelaihari serta bagaimana aspek-aspek spiritual dalam ibadah haji? Metode yang digunakan menurut jenisnya adalah kajian empiris kualitatif. Sedangkan sifatnya menggunakan penelitian analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertama, aspek spiritual yang terkandung dalam bimbingan manasik haji oleh Guru H. Pahriadi di Pelaihari adalah dalam pelaksanaan ihram terdapat nilai iman dan takwa. Dalam wukuf mengandung nilai-nilai ketaatan kepada Allah SWT dan menjaga silaturrahmi antar sesama umat. Dalam pelaksanaan thawaf mengandung nilai-nilai ikhlas, sabar, bersyukur, serta menghargai dan menghormati sesama manusia. Dalam pelaksanaan Sa’i mengandung nilai-nilai kecintaan kepada Allah dan keikhlasan dalam beribadah kepada Allah dan istiqamah. Dalam pelaksanaan tahallul mengandung nilai-nilai rasa syukur, patuh kepada Allah dan mananamkan rasa peduli terhadap sesama manusia. Kedua, Ibadah thawaf, sa’i, jumroh aqobah, wuquf dalam ibadah Haji lebih banyak membentuk kepribadian seseorang untuk sabar, ikhlas, toleransi sekaligus terbuka dalam ta’aruf (saling mengenal secara baik) dengan seluruh umat manusia. Bahkan selama dalam menjalankan ibadah Haji, seorang muslim dilarang untuk berkata-kata kotor (rafats), berbuat sesuatu yang merugikan siapapun dan apapun (fusuq) bahkan tidak diperkenankan melakukan perdebatan (jidal) yang hanya akan menimbulkan permusuhan.

Actions (login required)

View Item