Zuhriah, Fatimah (2021) KONSEP ADVERSITY QUOTIENT (AQ) DALAM MENGHADAPI COBAAN (DITINJAU DARI PERSPEKTIF AL-QUR’AN DAN HADIS). Skripsi, Tarbiyah dan Keguruan.

	Text PERNYATAAN.pdf Download (319kB)
	Text AWAL.pdf Download (986kB)
	Text ABSTRAK.pdf Download (369kB)
	Text BAB I.pdf Download (594kB)
	Text BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (418kB)
	Text BAB III.pdf Download (918kB)
	Text BAB IV.pdf Download (289kB)
	Text DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (418kB)
	Text LAMPIRAN.pdf Download (1MB)

ABSTRAK

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana konsep adversity quotient, serta untuk mengetahui bagaimana Islam memandang adversity quotient dalam menghadapi cobaan, meliputi sikap dan sumbernya, yaitu dari Al-Qur’an dan Hadis. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan bentuk penelitian yaitu studi pustaka (library research), yakni penelitian yang membatasi kegiatannya hanya pada bahan-bahan koleksi perpustakaan saja, tanpa memerlukan riset lapangan. Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis isi (content analysis). Tahapan-tahapan dalam teknis analisis isi pada penelitian ini yaitu desain riset, pengukuran, proses coding, dan selanjutnya analisis data. Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh simpulan bahwa adversity quotient merupakan suatu potensi individu yang dapat mengubah hambatan menjadi peluang. Melalui dimensi CO2RE akan menjelaskan potensi dan dapat menentukan adversity quotient seseorang. Dimensi CO2RE memiliki relevansi dengan unsur dalam sikap sabar. Dimensi control memiliki relevansi dengan sikap pendendalian diri dari amarah, dimensi origin dan ownership memiliki relevansi dengan sikap penerimaan dan ikhlas, dimensi reach memiliki relevansi dengan sikap tenang serta tidak lemah, dan pada dimensi endurance memiliki relevansi dengan sikap tabah dan gigih dalam berusaha. Setelah dimensi CO2RE, ada pula istilah rangkaian LEAD yang memperkuat rasa pengendalian melalui pengakuan dan komitmen untuk bertindak. Dalam pandangan Islam, rangkaian ini memiliki relevansi dengan meningkatkan kualitas diri yang dikenal dengan istilah takhalli, tahalli, dan tajalli. Pada tahap metode takhalli, individu menghindarkan dirinya dari hal buruk. Pada tahap metode tahalli, individu menghiasi dirinya dengan sifat sabar dan tawakkal. Terakhir, pada tahap metode tajalli, karena sifat sabar dan tawakkal tersebut, maka akan dapat melahirkan perasaan tentram dan tenang.

Actions (login required)

View Item