Maulida, Kurnia (2021) Pembatalan Perkawinan dan Penetapan Sahnya Terhadap Anak di Luar Perkawinan yang Sah (Analisis Putusan Nomor 23/Pdt.G/2021/PA.TSe). Skripsi, Syariah.

	Text PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN.pdf Download (270kB)
	Text AWAL.pdf Download (955kB)
	Text ABSTRAK.pdf Download (200kB)
	Text BAB I.pdf Download (810kB)
	Text BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB)
	Text BAB III.pdf Download (517kB)
	Text BAB IV.pdf Download (203kB)
	Text DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (534kB)
	Text LAMPIRAN.pdf Download (5MB)

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi dengan adanya perkara gugatan pembatalan perkawinan oleh istri pertama selaku Penggugat kepada Suami dengan istri kedua selaku Tergugat dan istri kedua ingin anak yang lahir dari pernikahannya dengan Suami ditetapkan sebagai anak sah mereka. Majlis Hakim dalam putusan ini memutuskan untuk membatalkan perkawinan antara Suami dengan istri kedua dan menetapkan anak yang lahir tersebut sebagai anak sah mereka.. Tujuan penelitian ini adalah (I) Untuk mengetahui Pertimbangan hukum majlis Hakim dari perkara pembatalan perkawinan Nomor 23/Pdt.G/2021/PA.TSe. (II) Untuk Mengetahui Status Hukum Anak dalam Hukum Islam Dari Pernikahan Sirri. Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif, penelitan ini menggunakan pendekatan masalah analisis (analytical approach). pada penelitian ini untuk mencari data yang diperlukan yaitu dengan menggunakan bahan hukum Primer, sekunder, dan tersier. Hasil penelitian ini adalah (I) Bahwa pertimbangan hukum majlis hakim dari putusan ini adalah perkawinan antara Suami dengan istri kedua menjadi batal dan status anak mereka ditetapkan sebagai anak yang sah. (II) Bahwa status hukum anak dari pernikahan sirri ini dalam hukum Islam adalah sah. Simpulan dari penelitian ini adalah bahwa dengan pertimbangan yang kemudian mengabulkan terhadap anak hasil nikah sirri dianggap sebagai anak sah tidak sesuai dengan pasal 28 ayat 2 huruf (a) Undang-Undang Perkawinan jo. Pasal 75 huruf (b) Kompilasi Hukum Islam karena pada dasarnya itu dasar aturan untuk anak yang lahir dari pernikahan orang tuanya resmi tercatat di Kantor Urusan Agama. Maka dari itu, anak tersebut tidak bisa dikatakan sebagai anak dari Suami dan Tergugat.

Actions (login required)

View Item