Sholahuddin, Ahmad (2022) AYAT-AYAT TAWASSUL DALAM PERSPEKTIF SYEKH ABDUL QADIR AL-JAILANI (Kajian Atas Kitab Tafsîr Al-Jailâni). Skripsi, Ushuluddin dan Humaniora.

	Text PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN.pdf Download (172kB)
	Text AWAL.pdf Download (1MB)
	Text ABSTRAK.pdf Download (255kB)
	Text BAB I.pdf Download (791kB)
	Text BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (714kB)
	Text BAB III.pdf Download (739kB)
	Text BAB IV.pdf Download (785kB)
	Text BAB V.pdf Download (588kB)
	Text DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (446kB)
	Text LAMPIRAN.pdf Download (1MB)

ABSTRAK

Amaliah tawassul dalam berdoa telah diamalkan oleh sebagian kaum muslimin dari masa ke masa, terutama masyarakat muslim di Indonesia. Amalan tawassul ini memerlukan wasilah (perantara) dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah Swt. Ada banyak hal yang biasa dijadikan wasilah oleh masyarakat muslim, baik melalui perantara amal ibadah, Asmâ Al-Husnâ/Ism Al-A‟zham, doa orang saleh, maupun melalui arwah orang saleh yang sudah meninggal dunia dan dianggap memiliki derajat kewalian tertinggi, seperti Syekh Abdul Qadir AlJailani, Syekh Samman Al-Madani, dll. Penelitian dilakukan untuk menjawab pertanyaan: “Bagaimana pandangan Syekh Abdul Qadir Al-Jailani terhadap amalan tawassul?.” Karena hingga saat ini tidak bisa kita pungkiri bahwa masyarakat muslim yang melaksanakan amaliah ini banyak yang ikut-ikutan tanpa mengetahui definisi dan hakikat tawassul yang sesungguhnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap bagaimana perspektif Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam kitab Tafsîr Al-Jailâni terhadap ayat-ayat yang terindikasi berkaitan dengan amaliah tawassul, baik ayat-ayat yang secara eksplisit menyebut istilah wasilah, ayat-ayat yang secara implisit mengandung makna tawassul, maupun ayat-ayat yang dianggap kontradiksi dengan amaliah tawassul. Langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini adalah dengan mengidentifikasi dan mengklasifikasi ayat-ayat yang berkaitan dengan tawassul, kemudian dilakukan analisis terhadap Tafsîr Al-Jailâni yang berkaitan dengan ayat-ayat yang terkait dengan amaliah tawassul tersebut. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa: Tawassul menurut Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam Tafsîr Al-Jailânî pada hakikatnya adalah untuk mentauhidkan dan mendekatkan diri kepada Allah, bukan untuk membuat sekutu bagi Allah atau menjauhkan diri dari Allah. Hal ini dapat dilihat pada penafsiran beliau terhadap beberapa ayat yang terkait dengan amaliah ini yang kesemuanya menitikberatkan pemahaman tawassul pada persoalan akidah. Adapun bentuk-bentuk tawassul dalam Tafsîr Al-Jailânî dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu: Tawassul dengan amal saleh, doa orang saleh, dan Asma` Al-Husna. Mengenai penafsiran Syekh Abdul Qadir Al-Jailani terhadap ayat-ayat kontra tawassul terdapat indikasi bahwa gaya tawassul orangorang Jahiliah jika dibandingkan dengan konteks amaliah tawassul kaum muslimin tampak sangat berbeda. Selain itu Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam penafsirannya tidak lantas menghubungkannya dengan fenomena tawassul dengan Nabi dan orang saleh yang sudah wafat, beliau lebih memilih fokus pada konteks ayat yang berbicara tentang sesembahan orang-orang Jahiliah

Actions (login required)

View Item