Rahman, Aulia (2009) Pemahaman Ulama Kota Banjarmasin tentang Hadis Keutamaan Berhaji Lebih dari Satu Kali. Skripsi, Ushuluddin dan Humaniora.

Preview	Text BAB I.pdf Download (275kB) | Preview
Preview	Text BAB IV.pdf Download (362kB) | Preview

ABSTRAK

Aulia Rahman: Pemahaman Ulama Kota Banjarmasin tentang Hadis Keutamaan Berhaji Lebih dari Satu Kali. Skripsi Jurusan Tafsir Hadis, Fakultas Ushuluddin. Pembimbing (I) Drs. H. Abd. Rahman Jaferi, M.Ag Pembimbing (II) Dr. Saifuddin, M.Ag. Penelitian ini berlatar belakang dari permasalahan antara ajaran dan pengamalan terjadi kesenjangan sehingga menimbulkan ketidak harmonisan dengan ajaran yang lain, dengan seringnya orang yang telah berhaji ingin melakukan haji kembali menyebabkan para calon jamaah haji wajib (yang belum melaksanakan haji) menunggu antrian yang cukup lama dan tertunda keberangkatannya. Pemahaman semacam ini merupakan bentuk implikasi dari pemahaman hadis tentang keutamaan berhaji lebih dari satu kali, sedangkan kewajiban berhaji hanya satu kali. Haji lebih dari satu kali telah mengambil hak-hak para jamaah haji wajib yang seharusnya didahulukan daripada haji sunnat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pemahaman ulama Kota Banjarmasin terhadap matn hadis keutamaan berhaji lebih dari satu kali mencakup cara, pendekatan para ulama dalam memahami, serta relevansi dan implikasi pemahaman hadis tersebut pada masa sekarang (kontekstualisasi). Jenis penelitian ini sepenuhnya merupakan penelitian lapangan (field research) dengan turun langsung ke lapangan untuk menginventarisir, menggali dan mengeksplorasi sejumlah pemahaman para ulama Kota Banjarmasin terhadap matn hadis keutamaan berhaji lebih dari satu kali serta relevansi dan implikasi pemahaman hadis tersebut pada masa sekarang. Penelitian ini dilakukan dengan pendakatan kualitatif dengan bentuk uraian secara diskripsif. Data yang digali dalam penelitian ini adalah pemahaman hadis keutamaan berhaji lebih dari satu kali, relavansi dan implikasinya pada masa sekarang yang bersumber dari para responden, yaitu para ulama kota Banjarmasin dari lima kecamatan, yang jumlahnya dibatasi menjadi tiga ulama setiap kecamatan yang ada di Kota Banjarmasin. Penelitian ini menghasilkan bebarapa kesimpulan: Pertama, ulama kota Banjarmasin dalam memahami hadis tetap mengukurnya dengan kaedah-kaedah yang telah lazim dilakukan oleh para ulama hadis seperti merujukkannya dengan Alquran dan hadis-hadis lain. Seluruh ulama kota Banjarmasin dalam memahami hadis keutamaan berhaji lebih dari satu kali mengunakan metode tahlīliy dengan menguraikan lafal hadis, dan metode tersebut melahirkan dua pemahaman, kontekstual dan tekstual. Kedua, Berhaji lebih dari satu kali yang telah menjadi kebiasaan dari penduduk Kalsel khususnya Banjarmasin yang merupakan bentuk dari pemahaman hadis tersebut pada zaman dulu, dan sekarang pemahaman berhaji lebih dari satu kali masih digunakan dan mejadi rujukan kuat untuk berhaji kembali. Telah terlihat pergeseran pemahaman dari para ulama Kota Banjarmasin menanggapi keutamaan berhaji lebih dari satu kali menjadi tidak relevan pada waktu sekarang dengan berbagai macam situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan baik itu di tanah air maupun pada saat berada di tanah suci, serta berhaji lebih dari satu kali tidak lagi bernilai ibadah sunat akan tetapi ibadah tersebut bisa menjadi ibadah yang dimakruhkan pada waktu sekarang ini.

Actions (login required)

View Item