Halimatussa'diah, Halimatussa'diah (2008) Praktik Upah-mengupah Pembuatan Plat Palsu Kendaraan Bermotor di Kota Kuala Kapuas (Tinjauan Berdasarkan Analisis Sosiologis Hukum). Skripsi, Syariah Dan Ekonomi Islam.

Preview	Text BAB I.pdf Download (205kB) | Preview
Preview	Text BAB IV.pdf Download (261kB) | Preview

ABSTRAK

Halimatussa'diah, 2008. "Praktik Upah-mengupah Pembuatan Plat Palsu Kendaraan Bermotor di Kota Kuala Kapuas (Tinjauan Berdasarkan Analisis Sosiologis Hukum)". Skripsi Jurusan Muamalat,Fakultas Syariah. Pembimbing:(I) Drs. Darliansyah Hasdi, (II) Dra. Fitriana Syarqawie. Penelitian ini dilatar belakangi fenomena yang terjadinya dikalangan masyarakat, khususnya di Kuala Kapuas yang melakukan transaksi upah-mengupah pembuatan plat palsu. Sebab keberadaan kendaraan bermotor diperlukan untuk berbagai keperluan sosial masyarakat yang mendesak, seperti: untuk mengantar keluarga ke rumah sakit, untuk alat transportasi ke tempat kerja, atau untuk menghadiri acara keluarga, dan lainnya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran praktik upah-mengupah pembuatan plat palsu kendaraan bermotor di Kota Kuala Kapuas, alasan peyebabnya, dan akibatnya. Penelitian ini merupakan penelitian empiris yang bersifat studi kasus. Untuk memperoleh data dilakukan dengan observasi dan wawancara (interview) kepada para responden dan informan. Selanjutnya diolah dengan teknik editing, dan matrikasi, sehingga diperoleh data yang dapat dipertanggung-jawabkan. Hasil penelitian selanjutnya dianalisis secara kualitatif berdasarkan ketentuan hukum Islam tentang upah-mengupah. Dari hasil penelitian diketahui gambaran praktik upah-mengupah pembuatan plat palsu kendaraan bermotor di Kota Kuala Kapuas adalah: pemilik sepeda motor minta buatkan plat palsu untuk dibuatkan (kasus I, II, IV dan VI), dan pemilik kendaraan yang ditawari untuk dibuatkan plat palsu (kasus III dan V). Alasan yang menyebabkannya adalah: terlalu lama menunggu pembuatan plat yang asli (kasus I, dan V), baru kena razia karena tidak pakai plat (kasus II dan III), plat mobil yang lama (asli) hilang (kasus IV), dan karena tidak punya uang untuk membuat plat baru yang asli (kasus VI). Akibat dari praktik tersebut adalah: pemilik kendaraan dapat segera menggunakannya untuk bekerja (kasus I, II, III, IV dan VI), dan pemilik kendaraan dirugikan kerena kena tilang akibat menggunakan plat palsu karena dianggap sebagai pemalsuan (kasus V). Menurut hukum Islam bahwa semua kasus (Kasus I s/d VI) tentang praktik upah-mengupah tersebut adalah gambaran sosial masyarakat yang tidak taat hukum. Alasan-alasan yang menyebabkan melakukan praktik tersebut adalah tidak dapat jadi pembenar, serta berakibat para penggunanya atau yang terlibat didalamnya berada dalam transaksi upah-mengupah yang tidak jujur. Dapat dikatakan bahwa perbuatan yang demikian menimbulkan efek sosial kurang baik terhadap ketaatan masyarakat pada hukum dan melanggar peraturan pemerintah serta terlibat dalam perbuatan pemalsuan adalah transaksi upah-mengupah yang melanggar kejujuran dan peraturan, sehingga hukumnya diharamkan.

Actions (login required)

View Item