Abdi, Riza (2022) PERILAKU ALTRUISME “LADY FIRE” DI KOTA BANJARMASIN. Skripsi, Ushuluddin dan Humaniora.

	Text PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN.pdf Download (58kB)
	Text AWAL.pdf Download (1MB)
	Text ABTSRAK.pdf Download (273kB)
	Text BAB I.pdf Download (606kB)
	Text BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (460kB)
	Text BAB III.pdf Download (301kB)
	Text BAB IV.pdf Download (741kB)
	Text BAB V.pdf Download (290kB)
	Text DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (367kB)
	Text LAMPIRAN.pdf Download (2MB)

ABSTRAK

Banjarmasin yaitu terdapat anggota pemadam kebakaran perempuan yang dikenal dengan sebutan “lady fire”. Kelompok pemadam kebakaran berjenis kelamin perempuan di Indonesia hanya ada dua yaitu di Banjarmasin dan di Bandung, di Banjarmasin sendiri terdapat 26 orang “lady fire”. Lady fire” dalam menjalankan tugasnya sebagai pemadam kebakaran murni hanya untuk menolong tanpa mengharapakan imbalan. Maka adanya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran perilaku altruisme “lady fire” di Kota Banjarmasin dan mengatahui faktor-faktor yang mempengaruhi altruisme pada “lady fire” yang tergabung di BPK kota Banjarmasin. Metode penelitian yang digunakan dengan pendekatan deskrftif kualitatif, yaitu dengan cara penggalian data secara mendalam dan menyeluruh. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara dan observasi. Subjek dalam penelitian ini berjumlah tiga orang relawan BPK perempuan yang tergabung di “lady fire” minimal dua tahun, berusia 20-60 tahun, serta bersedia menjadi subjek penelitian. Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa aspek perilaku altruisme pada “lady fire” di Kota Banjarmsin telah mencakup dari semua aspek-aspek altruisme. Seperti subjek N yang memiliki sifat empati dengan merasa sedih saat mendengar adanya kebakaran, memiliki sifat beliefe on a just world dengan sabar dan setia saat menjalankan tugas, memiliki sifat suka rela, keinginan membantu orang lain dengan tetap membantu walaupun sedang beristirahat dan juga memiliki sifat social responsibility dengan meninggalkan semua kesibukan. Subjek A juga memiliki sifat empati, beliefe on a just world dengan sebjek hanya diam saat sedang dihina oleh pengguna jalan saat melakukan tugas, memiliki sifat suka rela dalam menjalankan kewajiban, memiliki sifat ingin membantu dan social responsibility dengan merasa harus sesegera mungkin menolong orang lain. Subjek S memiliki sifat empati tetapi subjek S tidak memiliki sifat beliefe on a just world dimana saat sedang dihina subjek memiliki keinginan untuk berhenti melakukan tugasnya, memiliki sifat sukarela, memiliki sifat ingin membantu orang lain dan juga memiliki sifat social responsibility dimana subjek tetap menolong orang saat dirinya sedang sakit. Adapun faktor perilaku altruisme dimana hanya subjek S yang belum memiliki poin norma dan tanggang jawab karena subjek tetap harus meminta izin untuk tidak bekerja walaupun dalam kondisi sudah mendesak.

Actions (login required)

View Item