Hendrawan, Hendrawan (2022) KONSEP ADIL DALAM PRAKTIK POLIGAMI DI DESA BATU MANDI. Skripsi, Syariah.

	Text PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN.pdf Download (729kB)
	Text AWAL.pdf Download (2MB)
	Text ABSTRAK.pdf Download (374kB)
	Text BAB I.pdf Download (660kB)
	Text BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB)
	Text BAB III.pdf Download (601kB)
	Text BAB IV.pdf Download (1MB)
	Text BAB V.pdf Download (441kB)
	Text DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (307kB)
	Text LAMPIRAN.pdf Download (5MB)

ABSTRAK

Penelitian ini bertolak dari adanya keunikan pada keluarga poligami di Desa Batu Mandi Kabupaten Balangan, dimana istri-istri yang dipoligami relatif mandiri ekonominya. Maka patut diduga istri-istri ini bersedia dipoligami untuk mencari pemenuhan nafkah batin dan membahagiakan suami. Mengingat pada umumnya istri-istri bersedia dipoligami oleh karena adanya ketergantungan ekonomi pada suaminya.Namun yang menjadi masalah yaitu kadar atau ukuran mengenai nafkah batin ini tidakditetapkan secara jelas dalam Islam, sehingga para suami dapat saja memberikan tafsir sendiri yang dipakai untuk membenarkan tindakan tertentu terhadap istri-istrinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan prinsip keadilan dalam pemberian nafkah batin kepada istri yang dipoligami, dan kendala terhadap penerapan prinsip keadilan dalam pemberian nafkah batin kepada istri yang dipoligami. Penelitian ini merupakan penelitian hukum emperis (sosiologis) berupa penelitian lapangan (field research) yaitu suatu penelitian hukum yang berusaha memperoleh datanya dari data primer atau data diperoleh secara langsung dari informan tentang penerapan prinsip keadilan dalam pemberian nafkah batin kepada istri yang dipoligami, dan kendala terhadap penerapan prinsip keadilan dalam pemberian nafkah batin kepada istri yang dipoligami. Di samping itu dilakukan pula kajian pustaka sebagai komparasi dalam memberikan analisis. Dari penelitian ini didapat kesimpulan: Pertama, penerapan prinsip keadilan pemberian nafkah batin istri-istri poligami di Desa Batu Mandi Kabupaten Balangan relatif sulit mengukurnya secara kuantitatif, namun ada kesamaan persepsi mengenai ukuran ‘adil’ ini, yaitu kemaslahatan yang didapat atau dirasakan istri-istri poligami. Adapun kunci utama untuk menjaga hubungan harmonis keluarga poligami yang mesti dilakukan suami adalah memenuhi kebutuhan batin dan menunjukkan perlakuan adil dalam memberikan waktu dan kesempatan bergaul dengan setiap istri. Oleh karena jika kondisi yang demikian tidak bisa dipertahankan, maka sulit bagi suami mewujudkan hubungan rukun dan harmonis keluarga poligami tersebut. Kedua, kendala penerapan prinsip keadilan dalam pemberian nafkah batin istri-istri poligamidi Desa Batu Mandi Kabupaten Balangan adalah suami menanggung beban besar, terlebih jika poligami yang dilakukan tidak sesuai dengan harapan, sehingga bisa memicu reaksi emosional yang berdampak buruk bagi para istri dan anak-anak. Istri-istri dipoligami senantiasa mempengaruhi suami agar hanya mencintai dirinya, hadirnya keluarga lain dalam kehidupan mereka bisa memicu rasa cemburu, kecewa, sedih, marah dan emosi lainnya, kurangnya kasih sayang orang tua atau perkawinan tidak vi berbahagia dari orang tuanya dapat memicu trauma bagi anak-anak, tuntutan istriistri agar suami memenuhi tanggung jawab nafkah batin, dan suami harus mampu berkuasa atas segala tanggungan istri-istri yang kemudian menjadi tanggungannya.

Actions (login required)

View Item