Maulana, Ahmad (2022) Grit Santri dalam Menghafal al-Qur`an di Pondok Pesantren Insan Madani Banjarmasin. Tesis, Pascasarjana.

	Text PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN.pdf Download (179kB)
	Text AWAL.pdf Download (1MB)
	Text ABSTRAK.pdf Download (166kB)
	Text BAB I.pdf Download (270kB)
	Text BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (487kB)
	Text BAB III.pdf Download (45kB)
	Text BAB IV.pdf Download (716kB)
	Text BAB V.pdf Download (11kB)
	Text DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (176kB)
	Text LAMPIRAN.pdf Download (775kB)

ABSTRAK

Grit merupakan variabel psikologi yang secara signifikan dapat menjadi prediktor keberhasilan seseorang mencapai tujuan jangka panjangnya. Proses yang lama untuk menjadi penghafal al-Qur`an 30 juz memerlukan konsistensi minat dan kegigihan dalam menghafal al-Qur`an. Santri yang memiliki grit akan terus bangkit meraih tujuannya meskipun mengalami kegagalan berkali-kali. Studi kualitatif ini termasuk penelitian lapangan dengan jenis penelitian studi kasus. Subjek penelitian ini yaitu 12 santri mukim di Pondok Pesantren Insan Madani Banjarmasin yang telah menghafalkan 30 juz al-Qur`an. Sedangkan objeknya yaitu grit santri dalam menghafal al-Qur`an, cara santri menumbuhkan dan mempertahankan grit-nya dalam menghafal al-Qur`an. Data penelitian ini diperoleh melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Berbasis kesadaran diri ingin menghafal al-Qur`an 30 juz dan kemampuan mempertahankan minat menghafal al-Qur`an dari berbagai problematika, para santri berhasil menjaga minatnya selama bertahun-tahun. Kegigihan santri menghafal al-Qur`an dapat dilihat dari keberhasilan memenuhi target hafalan harian, pemanfaatan waktu dalam murâja`ah, komitmen dalam mengejar ketertinggalan hafalan, dan alokasi waktu untuk menghafal al-Qur`an dan murâja`ah. 2) Cara santri menumbuhkan grit-nya yaitu dengan merasakan manfaat menghafal al-Qur`an, mencintai al-Qur`an, meneladani tokoh penghafal alQur`an, mengamati dan tidak mau kalah dengan teman, menjadikan hinaan sebagai motivasi, dan mengikuti atau menyaksikan lomba tahfidz al-Qur`an. 3) Cara santri mempertahankan grit-nya yaitu dengan mengadu kepada Allah Swt., curhat kepada ustadz, orang tua, atau teman, memanajemen waktu dengan baik, menganggap rasa ingin menyerah sebagai bisikan Iblis, membuat target hafalan dan murâja`ah, melakukan positive selftalk, istirahat, bercakap-cakap dengan teman dan bermain, tidak menganggap menghafal al-Qur`an sebagai beban, mencari tempat yang kondusif dan nyaman untuk menghafal, dan mengingat motivasi menghafal al-Qur`an atau mengingat jasa orang tua.

Actions (login required)

View Item