Sholihah, Mida Mar`atus (2023) Studi Kasus Pemberian Syarat Hafalan 30 Juz Oleh Wali Mujbir Sebagai Standar Kafaah Pernikahan. Tesis, Pascasarjana.

	Text PERNYATAAN.pdf Download (398kB)
	Text AWAL.pdf Download (1MB)
	Text ABSTRAK.pdf Download (187kB)
	Text Bab 1.pdf Download (910kB)
	Text Bab 2.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB)
	Text Bab 3.pdf Download (213kB)
	Text Bab 4.pdf Download (935kB)
	Text Bab 5.pdf Download (185kB)
	Text DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (442kB)
	Text Lampiran .pdf Download (463kB)

ABSTRAK

Pernikahan dalam Islam pada dasarnya tidak mengkhususkan syarat kafaah berupa hafalan 30 juz. Hal ini diperkuat dari beberapa pendapat ulama. Dalam Shahih Fiqh al-Sunnah karya Abu Malik Kamal bin al-Sayyid Salim menjelaskan perlunya memilih calon suami hafidz, sebagai bentuk mahar nantinya. Dalam rukun pernikahan memang tidak ditemukan ketentuan hafalan 30 juz sebagai bagian dari syarat pernikahan, sebagaimana yang terjadi di desa Tegalrejo. Jika dijadikan syarat justru memberi kesan mempersulit pernikahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, mengapa wali mujbir di desa Tegalrejo harus memberikan syarat kafaah hafalan 30 juz dalam perkawinan mereka. Dan bagaimana perspektif hukum Islam melihat syarat hafalan 30 juz tersebut sebagai bagian dari kafaah pernikahan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini deskriptif analitik dengan jenis penelitian lapangan (field study) dengan pendekatan case approach dan sosiologi hukum yang diambil dari teknik pengumpulan data berupa wawancara semi terstruktur dan dokumentasi. Hasil wawancara menunjukkan bahwa kafaah menurut wali hanya merupakan usaha untuk mencari kesetaraan dan keseimbangan dalam rumah tangga kelak berupa keserasian, kesamaan, keharmonisan dan kebahagiaan. Anak yang hafal al-Qur`an harus mendapatkan pasangan yang hafal al-Qur`an. Karena definisi memilih seseorang berdasarkan agama itu tidak hanya karena beragama Islam, namun juga bagaimana dengan adanya al-Qur`an dalam hafalan dan dipraktekkan dalam kehidupan seharihari. Meski syariat tidak menjelaskan secara jelas terkait pengkhususan masalah agama secara qath`i dan dzanni terkait memilih pasangan berdasarkan agamanya itu merupakan pembolehan syarat kafaah hafalan 30 juz. Jadi kafaah hafalan 30 juz merupakan bentuk ijtihad wali untuk mendapatkan keserasian dalam pernikahan. Sedangkan hukum Islam melihat makna kafaah dalam hafalan 30 juz bukan termasuk dalam persyaratan yang mesti atau wajib dimiliki seorang laki-laki, tapi hanya merupakan pilihan untuk mendapatkan kesetaraan dalam rumah tangga.

Actions (login required)

View Item