Sayuti, Muhammad (2012) Hukum Mensucikan Dan Mensalatkan Percampuran Tubuh Jenazah Muslim Dan Non Muslim Menurut Imam Abu Hanifah Dan Imam Asy-Syafi‘i. Skripsi, Syariah Dan Ekonomi Islam.

Preview	Text BAB I.pdf Download (301kB) | Preview
Preview	Text BAB IV.pdf Download (552kB) | Preview

ABSTRAK

M.Sayuti. 2012. “Hukum Mensucikan Dan Mensalatkan Percampuran Tubuh Jenazah Muslim Dan Non Muslim Menurut Imam Abu Hanifah Dan Imam Asy-Syafi‘i”. Skripsi, Jurusan Perbandingan Mazhab & Hukum, Fakultas Syariah. Pembimbing: (I) Drs.H.M.Nur Maksum, M.Si, (II) Drs.H. Syahrudi. Berbagai macam penyebab kasus kematian yana menimpa diri manusia, baik kematian secara normal maupun tidak normal. Diantara penyebab kematian yang tidak normal adalah kecelakaan, kebakaran, peledakan bom, musibah stunami dan lain sebagainya dan lebih tragis lagi bila tubuh korban hancur lebur sehingga tidak mungkin untuk dikenali lagi. Berangkat dari kasus di atas, sehingga memunculkan problematika pelik dalam proses pelaksanaan perawatan jenazah yang tercampur antara Muslim dan non-Muslim, baik yang berkaitan tata cara pemandian, pengafanan, ataupun pensalatan masing-masing korban. Dalam Islam sendiri terdapat silang pendapat antar tokoh mazhab. Namun, di sini penyusun lebih membatasi pembahasan ini pada pendapat Imam Abu Hanifah dan Imam asy-Syafi‘i tentang proses pelaksanaan pengurusan jenazah yang “tidak normal”. Pokok masalah dalam penelitian ini ialah bagaimana terjadi perbedaan pandangan dalam hukum mensucikan dan mensalatkan percampuran tubuh jenazah Muslim dan non-Muslim antara Imam Abu Hanifah dan Imam asy-Syafi‘i?, bagaimanakah persamaan dan perbedaan pandangan antara Imam Abu Hanifah dan Imam asy-Syafi’i mengenai hukum mensucikan dan mensalatkan percampuran tubuh jenazah Muslim dan non-Muslim ? Dan Apa metode istinbat hukum yang digunakan kedua Imam dalam pandangannya mengenai hukum mensucikan dan mensalatkan percampuran tubuh jenazah Muslim dan non-Muslim ? Jenis penelitian yang digunakan adalah telaah pustaka, dan penelitian ini bersifat deskriptif-analitik, yakni mendeskripsikan atau memaparkan data-data yang berkaitan erat dengan pokok pembahasan. Sedangkan dalam menganalisis data yang terkumpul adalah dengan cara pendekatan normatif dan pendekatan Usul Fikih. Kesimpulan akhir penelitian perbedaan pandangan Imam Abu Hanifah dan Imam asy-Syafi’i mengenai hukum mensucikan dan mensalatkan percampuran tubuh jenazah yang hancur lebur dan tidak mungkin dapat untuk diidentifikasi lagi apakah ia seorang Muslim ataukah non-Muslim. Hal ini disebabkan perbedaan dalam tataran kaidah yang dijadikan istinbat hukum. Sedangkan Persamaan pandangan antara keduanya mengenai hukum mensucikan dan mensalatkan percampuran tubuh jenazah Muslim dan non-Muslim terletak pada hukum memandikannya. Untuk perbedaan terjadi ketika berbicara mengenai hukum mensalatkannya, Imam Abu Hanifah mamandang tidak wajib bahkan haram untuk disalati, di lain pihak Imam asy-Syafi’i mewajibkan untuk disalatkannya mayat tersebut. Dan metode istinbat hukum Imam Abu hanifah yaitu metode tarjih dan Imam asy-Syafi’i lebih cenderung menggunakan qiyas dalam istinbat hukumnya.

Actions (login required)

View Item