Innayah, Dinda Shofi (2023) Penafsiran Buya Hamka Tentang Khauf dan Rajâ‘ dalam Al-Qur’an. Skripsi, Ushuluddin dan Humaniora.

	Text PERNYATAAN.pdf Download (194kB)
	Text AWAL .pdf Download (1MB)
	Text ABSTRAK.pdf Download (185kB)
	Text BAB I .pdf Download (514kB)
	Text BAB II .pdf Restricted to Repository staff only Download (858kB)
	Text BAB III .pdf Download (335kB)
	Text BAB IV .pdf Download (827kB)
	Text BAB V.pdf Download (263kB)
	Text DAFTAR PUSTAKA .pdf Download (451kB)
	Text LAMPIRAN.pdf Download (504kB)

ABSTRAK

Khauf dan rajâ‘ adalah sebuah ajaran tasawuf yang berperan penting dalam kehidupan. Khauf dan rajâ‘ merupakan landasan dalam seseorang untuk beribadah. Kedua hal ini berjalan seimbang hingga menjadi pondasi untuk membangun husnulkhatimah. Saat ini, polemik yang hadir tidak jauh dari masalah hati diantaranya seperti putus asa, pesimis, dan sebagainya. Hal itu hadir karena tidak adanya internalisasi khauf dan rajâ‘dalam diri seseorang serta tidak ada pengetahuan atau pengajaran tentang itu. Bahkan ketimpangan inilah juga yang melahirkan sifat-sifat buruk itu. Hal ini menarik peneliti untuk membahas khauf dan rajâ‘ dalam penafsiran mufasir mashyur di Indonesia, Buya Hamka. Penelitian ini dilakukan dengan kajian studi pustaka memakai pendekatan kualitatif dengan analisis deskriptif. Ayat-ayat yang digunakan dalam penelitian ini adalah ayat-ayat yang berisi kata khauf dan rajâ‘ serta ayat-ayat yang terkandung di dalamnya penafsiran khauf dan rajâ. Penelitian ini juga memakai sumber primer, yakni Tafsir Al-Azhar dan segala referensi lain yang terkait diantaranya tentang khauf, rajâ‘, tasawuf, atau karya Buya Hamka yang lainnya. Adapun hasil dari penelitian ini adalah Al-Qur‟an menjelaskan khauf sebagai takut yang mana takut itu dibagi menjadi dua, terpuji dan dilarang. Takut yang dimaksud lebih merujuk kepada siksa dan azab Allah Swt. Rajâ‘ di dalam Al-Qur‟an diartikan sebagai harapan yang disertai dengan usaha untuk menggapainya. Al-Qur‟an juga menerangkan adanya talâzum antara keduanya. Dalam penafsiran Buya Hamka, makna khauf dan rajâ‘ tidak direkonstruksi dari makna aslinya dan juga tidak menafikan pendapat ulama sufi terdahulu. Buya Hamka menjelaskan khauf sebagai takut akan siksa dan azab Allah Swt, terlebih takut pada kelalaian diri atau kurangnya pengabdian. Rajâ‘ menurut Buya Hamka adalah harapan akan rahmat dan karunia Allah Swt. baik itu untuk ukhrawi maupun duniawi. Buya Hamka juga menjelaskan bahwa talâzum dari kedua hal ini akan menjaga seseorang dari kemaksiatan dan hawa nafsu serta terhindar dari mudahnya keputusasaan. Dari penafsiran Buya Hamka ini terdapat perbedaan dan persamaan dari ulama-ulama sufi lainnya. Buya Hamka mengedepankan konsep ajaran tasawuf yang seimbang antara hubungan dengan Allah Swt. dan hubungan dengan manusia.

Actions (login required)

View Item