Sauri, M. Supian (2023) Pendapat Ulama Kabupaten Banjar Terhadap Wali Adhol Karen Jujuran. Skripsi, Syariah.

	Text PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN.pdf Download (741kB)
	Text ABSTRAK.pdf Download (95kB)
	Text AWAL.pdf Download (2MB)
	Text BAB I.pdf Download (442kB)
	Text BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (399kB)
	Text BAB III.pdf Download (127kB)
	Text BAB IV.pdf Download (425kB)
	Text BAB V.pdf Download (177kB)
	Text DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (176kB)
	Text LAMPIRAN.pdf Download (1MB)

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi atas adanya kasus yang terjadi di Kabupaten Banjar yaitu orang tua atau wali yang tidak mau menikahkan anaknya (adhol) karena uang jujuran tidak cukup atau tidak sesuai keinginan wali si perempuan. Menarik untuk diteliti pendapat ulama Kabupaten Banjar terhadap hal ini. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pendapat ulama Kabupaten Banjar dan dasar hukum mereka terhadap wali adhol karena jujuran. Jenis penelitian ini adalah penelitian hukum empiris dengan pendekatan hukum sosiologis. Data penelitian adalah pendapat ulama yang dikumpulkan menggunakan teknik wawancara. Data diolah dengan teknik editing dan matrikasi, serta dianalisis menggunakan teknik deksriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan ulama Kabupaten Banjar memandang bahwa wali yang adhol karena uang jujuran tidak dapat dibenarkan baik secara pemikiran maupun dalam hukum Islam. . Uang jujuran erat kaitannya dengan konsep kafā’ah harta, tetapi kafā’ah harta lebih kepada kehidupan rumah tangga dan bukan acara walimah. Ketika nominal jujuran tidak sesuai dengan harapan, maka hal yang harus dilakukan orang tua adalah melanjutkan pernikahan dengan kegiatan walimah yang sederhana dan semampunya. Dasar hukum yang digunakan Ulama Kabupaten Banjar terhadap wali adhol karena uang jujuran adalah Q.S. an-Nur/24: 32 dan juga hadis Nabi Muhammad SAW. mengenai anjuran menikah.

Actions (login required)

View Item