Al Yughna, Mona (2023) Interpretasi Terhadap Ayat-Ayat Takrâr pada Surah Al-Mursalât (Studi Komparatif Tafsir Al-Azhar dan Tafsir Almishbah). Skripsi, Ushuluddin dan Humaniora.

	Text PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN.pdf Download (79kB)
	Text AWAL.pdf Download (820kB)
	Text ABSTRAK.pdf Download (160kB)
	Text BAB I.pdf Download (400kB)
	Text BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (450kB)
	Text BAB III.pdf Download (314kB)
	Text BAB IV.pdf Download (220kB)
	Text BAB V.pdf Download (164kB)
	Text DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (164kB)
	Text LAMPIRAN.pdf Download (404kB)

ABSTRAK

, 190103020142, Interpretasi terhadap Ayat-Ayat Takrâr pada Surah al-Mursalât (Studi Komparatif Tafsir Al-Azhar dan Tafsir AlMishbah), Pembimbing I Prof. Dr. H. Abdullah Karim, M.Ag, Pembimbing II Najib Irsyadi, S. Th.I.,M.Hum. Pada program studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin dan Humaniora, UIN Antasari Banjarmasin, 2023. Kata Kunci: Takrâr, Surah al-Mursalât, Tafsir Al-Azhar, Tafsir Al-Mishbah Penelitian ini berawal dari ketertarikan penulis terhadap fenomena takrâr di dalam Al-Qur’an. Takrâr adalah pengulangan kata, ayat, atau tema-tema tertentu di dalam Al-Qur’an dengan tujuan ta’kîd (penguat), taqrîr (penetapan), ta’zhîm (pengangungan), dan tahwîl (penggambaran buruk). Penulis memilih untuk mengkaji makna ayat-ayat takrâr pada Surah al-Mursalât karena terdapat pengulangan ayat 15 sebanyak sepuluh kali, yakni pada ayat 19, 24, 28, 34, 37, 40, 45, 47, dan 49 yang berbunyi “wailun yaumaidzin li al-mukadzdzibîn” artinya celaka besar pada hari itu bagi para pendusta. Untuk memahami maknanya lebih dalam, penulis menggunakan kitab tafsir kontemporer Indonesia yaitu Tafsir AlAzhar karya HAMKA dan Tafsir Al-Mishbah karya M. Quraish Shihab karena menggunakan metode tah̠ lîlî dan bercorak (al-adabî al-ijtimâ’î), tafsir ini cocok untuk menggali lebih dalam makna takrâr dan menjelaskannya secara rinci sesuai dengan pemahaman masa kini. Penelitian ini terfokus pada interpretasi terhadap ayat-ayat takrâr pada Surah al-Mursalât menurut HAMKA dalam Tafsir Al-Azhar dan Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Mishbah kemudian dianalisis menggunakan metode komparatif (muqârin) untuk mendapatkan persamaan dan perbedaannya. Adapun rumusan masalah, yakni (a) Bagaimana interpretasi terhadap ayat-ayat takrâr pada Surah alMursalât menurut HAMKA dalam Tafsir Al-Azhar? (b) Bagaimana interpretasi terhadap ayat-ayat takrâr pada Surah al-Mursalât menurut Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Mishbah? (c) Bagaimana perbandingan interpretasi ayat-ayat takrâr pada Surah al-Mursalât menurut Tafsir Al-Azhar dan Al-Misbah? Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kepustakaan (library research). Menggunakan metode deskriptif-analitis, data diteliti dan disajikan dengan menceritakan gambaran sesuai dengan pokok permasalahan secara rinci dan sistematis. Hasil dari penelitian ini menurut HAMKA dalam Tafsir Al-Azhar terdapat pengulangan ayat 15, 19, 24, 28, 34, 37, 40, 45, 47, dan 49 sebagai peringatan yang berbeda-beda tergantung konteks kaitan ayat sebelumnya. Sedangkan menurut Quraish Shihab terdapat pengulangan kata idzâ pada ayat 8, 9, 10, dan 11 dan pengulangan ayat 15, 19, 24, 28, 34, 37, 40, 45, 47, dan 49 sebagai ta’kîd. Adapun persamaan dari kedua interpretasi terletak dari segi makna takrar yang dianggap eksis oleh kedua mufassir pada Surah al-Mursalât dan adanya kesamaan pemahaman terhadap kandungan ayat 15 yang terulang 10 kali bahwa adanya ancaman dan siksa bagi para pendusta. Sedangkan perbedaan terletak dari segi sebutan takrâr, jenis takrâr, fungsi takrâr sebagai ta’kîd, kaidah takrâr, dan makna kata wailun.

Actions (login required)

View Item