Rafi, Muhammad (2023) Konsep Tawakal dan Implikasinya Terhadap Perilaku Seseorang Perspektif Abū Ya’lā Al-Farrā’ (Studi Literatur Kitāb Al-Tawakkul). Tesis, Pascasarjana.

	Text PERNYATAAN.pdf Download (285kB)
	Text AWAL.pdf Download (896kB)
	Text ABSTRAK.pdf Download (175kB)
	Text BAB I.pdf Download (272kB)
	Text BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (310kB)
	Text BAB III.pdf Download (364kB)
	Text BAB IV.pdf Download (489kB)
	Text BAB V.pdf Download (180kB)
	Text DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (205kB)
	Text LAMPIRAN.pdf Download (1MB)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menelaah konsep tawakal dan implikasinya terhadap perilaku seseorang perspektif Abū Ya’lā Muḥammad bin al-Husain al-Farrā’ dalam karyanya Kitāb al-Tawakkul menggunakan teori hermeneutika Gadamer HansGeorg Gadamer sebagai pisau analisa. Kajian ini merupakan studi kualitatif dengan metode deskriptif-analitik sebagai sarana menjabarkan data subjek yang telah dikumpulkan dan diseleksi. Berdasarkan hasil analisis terhadap data, penelitian ini menyimpulkan bahwa konsep tawakal al-Farrā’ adalah menyerahkan segala urusan (ketergantungan hati) kepada Allah Swt. diiringi ikhtiar atau mengambil sebab sesuai tuntunan syariat sebagai wujud pengejawantahan perintah-Nya kepada manusia untuk berusaha, baik soal urusan dunia maupun akhirat. Konsep al-Farrā’ ini memadukan antara sikap pasrah, ikhtiar dan ketentuan syariat sebagai inti dari sikap tawakal. Jika seseorang memiliki sikap tawakal sebagimana yang disampaikan oleh al-Farrā’, maka itu akan berdampak pada sifat dan perilakunya. Secara spesifik al-Farrā’ menyebutkan bahwa tawakal memiliki implikasi positif terhadap beberapa sifat dan sikap, yaitu: 1) tawakal membuat seseorang yakin bahwa Allah adalah satu-satunya sumber rezeki namun ia tetap melakukan usaha sebagai bentuk menaati perintah-Nya; 2) tawakal dapat menghilangkan ketakutan kekurangan yang ada dalam hati kikir (al-syuḥḥ) dan bakhil (al-bakhl) terkait materi di masa depan, karena sadar bahwa Allah adalah Penjamin kehidupan; 3) tawakal dapat menghapus keluh-kesah (al-jaza’u) di dalam hati seseorang dengan kesadaran bahwa Allah tidak akan memberi beban lebih dari kemampuan hamba; 4) dengan sikap tawakal sesungguhnya, seseorang akan pasrah dan bersiap atau berbekal (alzād) dalam perjalanannya; 5) tawakal dapat menghapus kekhawatiran seseorang terkait dunia (al-hamm), khususnya tentang masa depan, dengan keyakinan bahwa Allah akan memberikan jalan terbaik bagi hamba, baik dulu, sekarang maupun yang akan datang. Dari konsep al-Farrā’ dalam Kitāb al-Tawakkul ada dua makna berarti (meaningfull sense) yang dapat diambil, yakni 1) tawakal adalah paduan sikap pasrah karena menyadari Kemahakuasaan Allah dan usaha atau ikhtiar sesuai tuntunan syariat (Al-Qur’an dan hadis); 2) tawakal memiliki dampak positif bagi diri manusia. Kemudian, tawakal dapat digunakan sebagai sarana mendatangkan kebahagiaan hakiki, yakni kebahagiaan spiritual dengan cara: 1) sadar akan kekuasaan Allah sebagai Pemilik alam semesta; 2) kesadaran tersebut akan menghilangkan berbagai kegundahan dalam hati, baik kekhawatiran maupun kesedihan; 3) saat berbagai kegundahan terhapus dari hati, maka rasa damai dan tenteram akan datang lalu bermetamorfosis menjadi kebahagiaan batin (spiritual).

Actions (login required)

View Item