Adawiyah, Rabiatul (2023) Mengucapkan Salam Lintas Agama dalam Interaksi Sosial Umat Beragama Menurut Tokoh Agama di Kota Banjarmasin. Skripsi, Ushuluddin dan Humaniora.

	Text PERNYATAAN.pdf Download (67kB)
	Text AWAL.pdf Download (741kB)
	Text ABSTRAK.pdf Download (164kB)
	Text BAB I.pdf Download (259kB)
	Text BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (248kB)
	Text BAB III.pdf Download (136kB)
	Text BAB IV.pdf Download (395kB)
	Text BAB V.pdf Download (149kB)
	Text DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (160kB)
	Text LAMPIRAN.pdf Download (1MB)

ABSTRAK

Salam lintas agama merupakan salam dari enam agama yang diakui oleh negara dan diucapkan secara bersamaan. Salam tersebut yaitu Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Salam Sejahtera Bagi Kita Semua, Shalom, Om Swastiastu, Namo Buddhaya, Salam Kebajikan. Sebagian besar jumlah penduduk Kota Banjarmasin beragama atau menganut sebuah kepercayaan. Dapat dilihat dari banyaknya tempat ibadah dan terdapat beberapa organisasi lintas agama yang ada di Kota Banjarmasin. Oleh karena itu, salam lintas agama yang dikenal dari pejabat tinggi Indonesia juga sampai ke wilayah Kota Banjarmasin yang untuk digunakan dalam kegiatan-kegiatan lintas agama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pandangan para tokoh agama yang ada di Kota Banjarmasin tentang ucapan salam lintas agama. Metode dalam penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian lapangan (field research) dan menggunakan pendekatan sosiologi dan teologi. Subjek dalam penelitian ini adalah tokoh agama yang ada di Kota Banjarmasin. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah koleksi data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Salam lintas agama dianggap sebagai bentuk toleransi dan kerja sama dalam semua agama. Dalam Islam, salam lintas agama dianjurkan selama tidak melanggar prinsip-prinsip ajaran Islam. Adapun dalam Katholik dan Kristen, salam lintas agama dapat dilakukan sebagai bentuk penghormatan terhadap orang lain, namun tidak boleh mengorbankan keyakinan agama sendiri. Hinduisme berpandangan bahwa, salam lintas agama dapat dilakukan sebagai bentuk penghormatan terhadap Tuhan yang ada dalam berbagai agama. Buddhisme menjelaskan bahwa salam lintas agama dapat dilakukan sebagai bentuk kasih saying dan penghargaan terhadap sesame manusia. Sedangkan dalam agama Konghucu, salam lintas agama dianggap sebagai bentuk akomodasi dan Kerjasama yang didasarkan pada kebajikan dan budi pekerti yang baik. (2) Berdasarkan pendapat para tokoh agama yang ada di Kota Banjarmasin tentang ucapan salam lintas agama sebelumnya, setiap informan juga menjelaskan bagimana salam tersebut digunakan ketika dalam berinteraksi. Setiap informan menyatakan bahwa memang salam lintas agama ini merupakan salam yang hanya disebutkan dalam forum resmi atau formal pada agenda kegiatan lintas agama yang ada di Kota Banjarmasin. Berbeda dengan Presiden atau pejabat-pejebat tinggi Indonesia ketika menggunakan salam lintas agama ini sebagai salam pembuka pembicaraan, yang mana akan ditonton oleh masyarakat luas bahkan seluruh penjuru Indonesia. Jarang ditemui seseorang menggunakan salam lintas agama ini hanya untuk sekedar menyapa saat bertemu di jalan atau dalam kehidupan sehari-hari.

Actions (login required)

View Item