Amilia, Rezky Nor (2024) Strategi Guru Menghadapi Anak yang Mengalami Trauma dengan Kata Sekolah di PAUD Terpadu Alam Berbasis Karakter Kasih Sayang Ibu Banjarmasin. Skripsi, Tarbiyah dan Keguruan.

	Text PERNYATAAN.pdf Download (266kB)
	Text AWAL.pdf Download (1MB)
	Text ABSTRAK.pdf Download (146kB)
	Text BAB 1.pdf Download (539kB)
	Text BAB 2.pdf Restricted to Repository staff only Download (500kB)
	Text BAB 3.pdf Download (291kB)
	Text BAB 4.pdf Download (887kB)
	Text BAB 5.pdf Download (253kB)
	Text DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (270kB)
	Text LAMPIRAN DAN RIWAYAT HIDUP.pdf Download (2MB)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi guru menghadapi anak yang mengalami trauma dengan kata sekolah di PAUD Terpadu Alam Berbasis Karakter Kasih Sayang Ibu. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian lapangan dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Rumusan masalah yang diambil yaitu bagaimana strategi guru menghadapi anak yang mengalami trauma dengan kata sekolah dan faktor apa saja yang menyebabkan anak yang mengalami trauma dengan kata sekolah di PAUD Terpadu Alam Berbasis Karakter Kasih Sayang Ibu Banjarmasin. Teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi dan dokumentasi dengan subjek penelitian kepala sekolah, wali kelas dan orang tua di PAUD Terpadu Alam Berbasis Karakter Kasih Sayang Ibu. Tahapan analisis data penelitian ini menggunakan analisis Miles dan Huberman dengan tahap pengumpulan data berupa reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi guru pada anak yang mengalami trauma kata sekolah di PAUD Terpadu Alam yaitu dengan tiga cara yaitu: (1) Memberikan waktu untuk anak menyembuhkan dan meratapi kehilangan yang mungkin mereka alami sebagai akibat dari peristiwa traumatis. (2) Pendekatan kepada orang tua dan anak sehingga guru mengetahui apa penyebab dari trauma anak tersebut. (3) Memberi reward kepada anak. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi anak yang mengalami trauma kata sekolah di PAUD Terpadu Alam adalah faktor eksternal atau dari luar diri anak, yakni adanya trauma di sekolah sebelumnya. Pada kasus ini anak mengalami trauma atau ketakutan yang berlebih mengenai sekolah. Hal ini terjadi karena adanya paksaan orang tua pada anak untuk sekolah tanpa ditunggu orang tua pada hari pertama masuk sekolah.

Actions (login required)

View Item