Qamariah, Nanda (2024) Anak Kandung sebagai Wali Nikah Ibunya yang Janda dalam Perspektif Mazhab Syafi’i dan Mazhab Hanafi. Skripsi, Syariah.

	Text pernyataan.pdf Download (106kB)
	Text AWAL.pdf Download (1MB)
	Text ABSTRAK.pdf Download (233kB)
	Text BAB I.pdf Download (647kB)
	Text BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (833kB)
	Text BAB III.pdf Download (812kB)
	Text BAB IV.pdf Download (770kB)
	Text BAB V.pdf Download (126kB)
	Text DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (277kB)
	Text LAMPIRAN.pdf Download (745kB)

ABSTRAK

Dalam akad pernikahan wali memiliki kedudukan sebagai orang yang bertindak atas nama mempelai wanita dan dapat pula sebagai orang yang dimintai persetujuannya untuk kelangsungan perkawinan. Tujuan penelitian untuk mengetahui pendapat dan metode istinbat dari Mazhab Syafi’i dan Mazhab Hanafi dalam masalah anak yang menjadi wali nikah ibunya. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kepustakaan (library research) yang bersifat hukum normatif. Adapun pendekatan dalam penelitian ialah pendekatan deskriptif komparatif. Bahan hukum dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga, yaitu bahan hukum primer, sekunder dan tersier. Analisis data yang penulis lakukan adalah analisis komparatif yang bersifat deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa Anak Kandung sebagai Wali Nikah Ibunya yang Janda, baik Imam Syafi'i maupun Imam Abu Hanifah, keduanya memiliki metode tersendiri, mengenai metode istinbat yang digunakan Imam Abu Hanifah dalam menetapkan anak menjadi wali nikah ibunya dan berkaitan tartib (urutan) perwalian dalam pernikahan. Beliau menyamakan dengan tartib kewarisan. Maka bisa dipahami, bahwa menurut beliau, anak mempunyai hak perwalian terhadap ibunya, bahkan Imam Abu Hanifah menetapkan dan mendahulukan seorang anak laki-laki untuk menjadi wali nikah. Sedangkan metode istinbat Imam Syafi'i, yang mana beliau tidak menjadikan dan menetapkan anak laki-laki sebagai wali nikah ibunya. Beliau beristinbat dengan menggunakan beberapa hujjah. Imam Syafi'i juga menyamakannya dengan urutan kewarisan, hanya saja beliau tidak memasukkan anak laki-laki dalam perwalian seorang ibu

Actions (login required)

View Item