Pratiwi, Tiara (2024) Makna Tradisi Kupatan Bagi Masyarakat Desa Damit Kecamatan Batu Ampar Kabupaten Tanah Laut. Skripsi, Ushuluddin dan Humaniora.

	Text PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN.pdf Download (266kB)
	Text AWAL.pdf Download (572kB)
	Text ABSTRAK.pdf Download (144kB)
	Text BAB I.pdf Download (584kB)
	Text BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (396kB)
	Text BAB III.pdf Download (284kB)
	Text BAB IV.pdf Download (643kB)
	Text BAB V.pdf Download (218kB)
	Text DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (448kB)
	Text LAMPIRAN.pdf Download (1MB)

ABSTRAK

Tradisi kupatan adalah tradisi masyarakat Jawa yang berhubungan dengan hari raya Islam. Tradisi ini juga menjadi salah satu bentuk warisan budaya leluhur yang sampai saat ini masih dilaksanakan di desa Damit. Desa Damit merupakan desa transmigran tahun 1953 dari Jawa Timur yang terletak di Kecamatan Batu Ampar Kabupaten Tanah Laut. Tradisi ini diikuti oleh seluruh lapisan masyarakat untuk memperoleh keselamatan dan ketentraman. Kupat atau ketupat adalah makanan berbahan baku beras berbungkus janur/daun kelapa muda yang dianyam. Umumnya berbentuk persegi empat (diagonal) dan direbus dalam waktu yang cukup lama. Kupat dalam bahasa Jawa merupakan kependekan dari ngaku lepat (ngaku salah) dan laku papat (empat tindakan). Empat tindakan tersebut adalah lebaran, luberan, leburan dan laburan. Penelitian ini difokuskan pada makna tradisi kupatan bagi masyarakat desa Damit Kecamatan Batu Ampar Kabupaten Tanah Laut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui makna, tatacara, simbol, motivasi dan tujuan masyarakat melaksanakan tradisi kupatan di desa Damit. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan Antropologi. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Subjek yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda dan kepala desa. Berdasarkan hasil temuan penulis, makna tradisi kupatan bagi masyarakat desa Damit adalah sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah atas nikmat yang telah diberikan karena berhasil menjalankan puasa Ramadhan yang disempurnakan dengan puasa Syawal. Tradisi ini dilaksanakan pada hari ke tujuh bulan Syawal setelah Magrib bertempat di Mushola/Masjid. Makna simbol yang terkandung dalam tradisi kupatan adalah saling bermaaf-maafan, mendatangkan ketenangan dan untuk menutup aib orang lain. Motivasi masyarakat desa Damit masih melaksanakan tradisi ini sampai sekarang karena adanya dorongan batiniah untuk melaksanakan puasa, mengharapkan pahala dari Allah SWT serta untuk melestarikan tradisi yang sudah ada sejak dahulu. Adapun tujuan dilaksanakanya tradisi kupatan yaitu sebagai sarana komunikasi dan silaturahmi, bersedekah, memuliakan tamu dan untuk merawat tradisi leluhur

Actions (login required)

View Item