Maulida, Noor Sipa (2024) Pengamalan Lafaz Walyatalaththaf dalam Surah Al-Kahfi Ayat 19 Resepsi Pengamal di Kelayan A Banjarmasin. Skripsi, Ushuluddin dan Humaniora.

	Text PERNYATAAN.pdf Download (38kB)
	Text AWAL.pdf Download (1MB)
	Text ABSTRAK.pdf Download (31kB)
	Text BAB I.pdf Download (370kB)
	Text BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (463kB)
	Text BAB III.pdf Download (184kB)
	Text BAB IV.pdf Download (444kB)
	Text BAB V.pdf Download (202kB)
	Text DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (237kB)
	Text LAMPIRAN-LAMPIRAN.pdf Download (818kB)

ABSTRAK

Di kalangan masyarakat Muslim, sejumlah orang mengamalkan Al�Qur'an dengan keyakinan bahwa bagian-bagian tertentu dari Al-Qur'an, baik ayat maupun lafaz, memiliki khasiat khusus untuk kehidupan sehari-hari. Al-Qur'an tidak hanya dilihat sebagai teks untuk dibaca, tetapi juga sebagai medium (wasilah) untuk mencapai berbagai tujuan, termasuk dalam bidang pengobatan. Umat Islam meyakini bahwa Al-Qur'an memberikan keberkahan dalam kehidupan mereka. Konsep Living Qur'an merujuk pada teks Al-Qur'an yang dihidupi dalam masyarakat melalui respons mereka terhadap teks tersebut dan hasil penafsiran individu. Respons masyarakat mencakup penerimaan dan penafsiran mereka terhadap teks tertentu. Dalam penyebaran Islam yang meluas ke berbagai wilayah dengan budaya yang beragam, terjadi interaksi unik dengan Al-Qur'an, seperti yang terlihat dalam masyarakat Banjar. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti bagaimana pemahaman pengamal lafaz walyatalaththaf ayat 19 Surah al-Kahfi di Kelayan A, Banjarmasin serta untuk mengetahui bentuk pengamalan dan pengalaman yang mereka rasakan. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif. Metode ini dipilih karena penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan pengamalan lafaz walyatalaththaf oleh pengamal, serta mengungkapkan pemahaman mereka dan pengalaman yang dirasakan saat mengamalkan lafaz tersebut. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi observasi, wawancara, dan dokumentasi. Penelitian ini menyimpulkan, bahwa pengamal lafaz walyatalaththaf percaya bahwa lafaz ini memiliki keunggulan khusus yang membantu mereka mencapai tujuan seperti mempermudah belajar dan membaca Al-Qur'an, menyelesaikan masalah lainnya, serta sebagai sarana penyembuhan penyakit. Pengalaman para pengamal dalam mengamalkan lafaz walyatalaththaf terbentuk dari pemaknaan Al-Qur'an sebagai syifa (obat). Aktivitas pengamalan ini berupa wirid yang dibaca dengan ketentuan waktu, tempat, dan cara pelaksanaan yang sudah ditentukan. Pengamal mengungkapkan, bahwa pengamalan ini tidak hanya membantu menyelesaikan masalah yang mereka hadapi tetapi juga memperkaya pengalaman spiritual mereka. Hal ini memperkuat keyakinan mereka bahwa Allah Swt. pasti menolong hamba-Nya, dari peristiwa yang tampaknya mustahil pun dapat terjadi

Actions (login required)

View Item