Hakim, Muhammad Rahman (2024) Ungkapan dan Makna Tentang Kerukunan Sosial dalam Literatur Peribahasa Banjar. Skripsi, Ushuluddin dan Humaniora.

	Text PERNYATAAN.pdf Download (192kB)
	Text AWAL.pdf Download (910kB)
	Text ABSTRAK.pdf Download (87kB)
	Text BAB I.pdf Download (256kB)
	Text BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (140kB)
	Text BAB III.pdf Download (126kB)
	Text BAB IV.pdf Download (257kB)
	Text BAB V.pdf Download (36kB)
	Text DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (167kB)
	Text LAMPIRAN.pdf Download (951kB)

ABSTRAK

Penulisan ini dilatarbelakangi oleh adanya unsur-unsur budaya dalam kalangan masyarakat Banjar yang berkaitan dengan pentingnya menjaga kerukunan antar sesama. Salah satu unsur budaya Banjar yang dijadikan sebagai saluran untuk menjaga kerukunan itu adalah melalui peribahasa Banjar. Peribahasa Banjar itu merupakan papadah urang bahari yang dijadikan sebagai bentuk kearifan lokal masyarakat Banjar dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui “Ungkapan dan Makna Tentang Kerukunan Sosial Dalam Literatur Peribahasa Banjar”. Penulisan ini menggunakan jenis penulisan Pustaka (library research) dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan melakukan iventarisasi, pembacaan, pencatatan dan pengkategorsasian data yang digali sumber penulisan berupa literatur peribahasa Banjar yang telah dipublikasikan sedang teknik analisis yang digunakan adalah content analysis (analisis isi). Hasil penulisan ini menemukan bahwa dari sejumlah literatur peribahasa Banjar yang diteliti ditemukan 15 ungkapan peribahasa Banjar yang mendorong untuk menjaga kerukunan sesama manusia, yaitu: (1) Apik-apik Mamilih Antah Pada Barasnya, (2) Banganga Dahulu Hanyar Baucap, (3) Bisa-bisa Maandak Awak, (4) Kada Tunggal Banih, Basa Gin Batakar, (5) Sabigi Gunung, Saikung Dangsanak, (6) Saraba Rasuk, Saraba Sadang: Duduk Sadang, Badiri Sadang, (7) Talalu Bagaya, Jadi Kalahi, (8) Apik-Apik Kalu Tacalubuk, (9) Jangan Bacakut Papadaan, (10) Nang Manis Jangan Langsung Ditaguk, Nang Pahit Jangan Langsung Diluak, (11) Ada Kancur Jariangaunya, (12) Ibarat Bajalan Kada Bagalumbang Banyu, (13) Kada Balampu Menyisisir Tapih, (14) Antah Bakumpul Antah, Baras Bakumpul Baras, dan (15) Apik-apik Kalu Tabarusuk, Tabarusuk Batis Kawa Dicabut Tabarusuk Basa Jadi Hual. Kelima belas peribahasa Banjar di atas memiliki makna mendalam yang mengajarkan nilai-nilai kebersamaan, gotong royong, tanggung jawab, dan saling mendukung. Nilai-nilai ini merupakan fondasi penting untuk menguatkan kerukunan dalam masyarakat. Makna yang dikandung peribahasa Banjar tersebut relevan untuk digunakan dalam membangun perdamaian dan kerukunan sesama manusia. Makna sejumlah peribahasa Banjar itu juga relevan untuk membentuk karakter masyarakat Banjar agar memiliki sikap cinta damai antarsesama manusia.

Actions (login required)

View Item