Aisyah, Siti (2015) Strategi Coping dalam Menghadapi Problem Rumah Tangga pada Pernikahan Usia Dini (Studi Kasus di Kecamatan Belawang Kabupaten Barito Kuala). Skripsi, Ushuluddin dan Humaniora.

Preview	Text BAB I.pdf Download (1MB) | Preview
Preview	Text BAB IV.pdf Download (371kB) | Preview
Preview	Image Image (36).jpg Download (609kB) | Preview

ABSTRAK

Siti Aisyah, 1001451072, Strategi Coping dalam Menghadapi Problem Rumah Tangga pada Pernikahan Usia Dini (Studi Kasus di Kecamatan Belawang Kabupaten Barito Kuala), di bawah bimbingan Dr. M. Zainal Abidin, M. Ag. dan Yulia Hairina, M. Ps. I. Kata Kunci: Strategi Coping, problem, usia dini Pernikahan merupakan sunnatullah yang umum dan berlaku pada semua makhluk-Nya terutama manusia. Ia adalah suatu cara yang dipilih oleh Allah SWT sebagai jalan bagi makhluk-Nya untuk berumah tangga dan melestarikan hidupnya. Pernikahan akan berperan setelah masing-masing pasangan siap melakukan peranannya yang positif dalam mewujudkan tujuan dan pernikahan itu sendiri. Seiring berjalannya waktu, maka sering kali dijumpai di masyarakat pernikahan dini, terutama masyarakat pedesaan, karena kurangnya pengetahuan tentang bahaya dan dampak menikah pada usia dini. Fenomena ini juga terjadi di Kecamatan Belawang Kabupaten Barito Kuala. Hal ini terbukti dari data yang penulis peroleh bahwa kasus pernikahan di usia dini memang sering terjadi itu terlihat dari banyaknya permohonan surat dispensasi kawin. Tujuan penelitian untuk mengetahui problem rumah tangga yang muncul dan gambaran strategi coping-nya pada pernikahan usia dini. Penelitian ini merupakan metode penelitian kualitatif yang bersifat studi kasus, peneliti menggunakan data yang bersifat terjun ke lapangan, menggali data sebanyak mungkin di lapangan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data diuraikan secara deskriptif dengan mengiringkan penjelasan terkait, maka dapat disimpulkan. Dari 4 kasus yang telah dianalisis dapat disimpulkan dengan dua kategori, yaitu: Perbedaan; Kasus pasangan SP dan SB lebih condong pada problem kesiapan untuk menjalani rumah tangga, karena faktor usia yang masih sangat dini antar keduanya, juga sifat dan perilaku yang masih kekanak-kanakan, serta canggung dalam mengambil sikap dan bertingkah sebagai suami maupun istri. Kasus pasangan Rh dan Ri lebih condong pada problem sifat hyper proaktif Ri terhadap Rh yang sering pulang larut malam, dan kadang menimbulkan kecurigaan bagi Ri. Kasus pasangan Ah dan Rh lebih condong pada problem rumah tangga yang dibangun karena hamil diluar nikah, sehingga secara fisik dan mental belum siap sepenuhnya menjalani rumah tangga, bahkan terkadang dominan Rh merasa belum menerima dengan hidup seadanya, banyak menuntut dan sering menyalahkan Ah yang hanya petani biasa. Kasus pasangan HK dan Rs lebih condong pada problem hamil diluar nikah, sehingga dengan terpaksa menikah dan putus sekolah, hal itu menjadikan rumah tangga yang dijalani masih belum siap dibangun, disebabkan berubahnya lingkungan dan pola hidup sebelumnya, maka tak jarang Rs mengeluh kepada HK tentang keperluan hidupnya yang sebelumnya serba mewah. (2) Ada beberapa strategi atau upaya dalam menaggulanggi problematika yang terjadi dalam pernikahan usia dini di antaranya: Strategi Pendekatan (approach strategy) misalnya, memulai dengan kata-kata yang ringan terlebih dahulu. Strategi Menghindar (avoidance strategy) misalya dengan cara mendiamkan terlebih dahulu untuk meminimalisir keadaan. Problem focused coping (PFC) adalah dengan cara berfokus pada masalah yang di hadapi. Emotion focused coping (EFC) adalah dengan cara berfokus langsung pada emosi yang ditimbulkan. dan asfek coping melalui perencanaan dan relegiusitas.

Actions (login required)

View Item