Ishak, Maulana (2011) Golongan Manusia yang dicintai Allah dalam Perspektif Alquran (Studi al-Muhsinīn, al-Muttaqīn dan al-Muqsithīn). Skripsi, Ushuluddin dan Humaniora.

Preview	Text BAB I.pdf Download (392kB) | Preview
Preview	Text BAB III.pdf Download (509kB) | Preview

ABSTRAK

Maulana Ishak, 2011. Golongan Manusia yang dicintai Allah dalam Perspektif Alquran (Studi al-Muhsinīn, al-Muttaqīn dan al-Muqsithīn). Skripsi, Jurusan Tafsir Hadis, Fakultas Ushuluddin. Pembimbing: (I) Drs. Basrian, M. Fil. I, (II) Dra, Mulyani, M. Ag. Skripsi ini dilatarbelakangi oleh pengamatan bahwa golongan manusia yang dicintai Allah di dalam Alquran sangat banyak akan tetapi ada beberapa mufassir yang menggolongkan tingkatan-tingkatannya di antaranya adalah al-Muhsinīn, al-Muttaqīn dan al-Muqsithīn. Permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: Bagaimana golongan manusia yang dicintai Allah dalam perspektif Alquran (studi al-Muhsinīn, al-Muttaqīn dan al-Muqsithīn)?. Bagaimana kiat memperoleh derajat al-Muhsinīn, al-Muttaqīn dan al-Muqsithīn?. Bagaimana balasan Allah terhadap golongan manusia yang dicintai Allah dalam perspektif Alquran (studi al-Muhsinīn, al-Muttaqīn dan al-Muqsithīn)?. Untuk menjawab permasalahan tersebut, dilakukan penelitian kepustakaan (Library Research) berupa kajian terhadap beberapa literatur yang dijadikan bahan pustaka dengan menggunakan metode tematik (mawdu’iy) dengan langkah-langkah sebagai berikut: Menetapkan topik yang akan dibahas, menghimpun ayat-ayat yang berkenaan dengan judul, menelusuri latar belakang turunnya ayat-ayat yang diteliti, dan hubungan ayat yang digali dengan ayat sebelum ataupun sesudahnya, mengkaji pemahaman ayat yang diteliti dari beberapa pendapat para mufassir, melengkapi pembahasan dengan hadis-hadis yang relevan dengan pokok pembahasan, menarik kesimpulan dari keseluruhan pembahasan. Setelah dilakukan penelitian dapat diperoleh hasil sebagai berikut: 1. Kata al-Muhsinīn adalah bentuk jamak dari kata muhsin yang terambil dari kata ahsana-ihsana yang artinya berbuat baik, Al-Muttaqīn, adalah bentuk jamak dari kata muttaqy, yang terambil dari kata taqwa yang berarti menghindar, al-Muttaqy/muttaqin yang menjaga diri, hati-hati, taqiyya artinya yang bertakwa, aqsatha mempunyai arti berlaku adil, al-muqsith artinya yang adil, jamaknya al-muqsithiin : orang-orang yang adil. Adapun kriteria golongan al-Muhsinīn yaitu orang-orang yang membelanjakan hartanya di jalan Allah, tidak mencampakkan diri dalam kebinasaan, berbuat baik, dan selalu memohon ampun kepada Allah. Kriteria golongan al-Muttaqīn yaitu orang-orang yang menepati janji, pemakaian janji dengan memeliharanya dan menghormatinya, mempunyai sifat berlaku lurus terhadap janji. Untuk kriteria golongan al-Muqsithīn yaitu mereka yang mendamaikan orang yang berselisih paham, dan memutuskan perkara dengan adil. 2. Kiat memperoleh derajat al-Muhsinīn, al-Muttaqīn dan al-Muqsithīn yaitu: berinfak harta ke jalan kebaikan sehingga dapat mendekatkan diri kepada Allah dalam meningkatkan ketakwaan, sebagai hamba Allah yang mentaati ajaran-Nya, dianjurkan agar menghindarkan diri dari segala hal yang merugikan iman, menahan amarah disertai dengan memaafkan kesalahan, dan menolong yang kesusahan, meskipun ia pernah melakukan keburukan pada kita, dan meningkatkan amal kebaikan dan memohon ampun kepada Allah. 3. Golongan al-Muhsinīn mendapatkan balasan berupa perhatian Allah dengan penyebutan nama sebagai orang-orang yang dicintai-Nya, mendapatkan pahala disisi-Nya, mengabulkan permohonan yang mereka inginkan, diberikan kebaikan, kebahagiaan dunia dan akhirat, serta mendapatkan pujian, Allah memberikan pengampunan.dan pahala. Golongan al-Muttaqīn mendapatkan balasan dari Allah berupa pahala dan sebutan bagi mereka sebagai orang-orang yang bertakwa. Balasan Allah terhadap golongan al-Muqsithīn berupa pahala yang besar memperoleh kebahagiaan dan keberuntungan, yaitu mendapatkan surga, sebagai balasan dari Allah Swt.

Actions (login required)

View Item