Yuliani, Udin Busri (2015) Hadis Tentang Tidur Sebelum Isya (Kajian Fiqh al-Hadîts). Skripsi, Ushuluddin dan Humaniora.

Preview	Text BAB 1 .pdf Download (489kB) | Preview
Preview	Text BAB III .pdf Download (527kB) | Preview

ABSTRAK

Yuliani, 1101421131, Hadis Tentang Tidur Sebelum Isya (Kajian Fiqh al-Hadîts), Pembimbing Dr. Akhmad Sagir, M.Ag dan Dr. Dzikri Nirwana, M.Ag. Kata Kunci: Tidur, fiqh al-hadîts, sebelum Isya, pemahaman tekstual dan kontekstual. Tidur merupakan salah satu tanda kebesaran dan kekuasaan Allah saw. yang dianugerah Allah swt. kepada hamba-hambaNya. Karena ia sangat dibutuhkan oleh manusia agar dapat mempertahankan status kesehatannya pada tingkat yang optimal. Secara umum tidur ini sangat dianjurkan, tetapi ada waktu tertentu yang dilarang untuk tidur, baik menurut pandangan Islam maupun menurut kesehatan. Di antara waktu yang dilarang tidur adalah sebelum shalat Isya. Dari sinilah penelitian ini berangkat, yakni berusaha untuk mengetahui dan mencari pemahaman (fiqh al-hadîts) secara tekstual dan kontekstual tentang tidur sebelum Isya. Penelitian ini termasuk penelitian kepustakaan (library research) dengan menggunakan sumber-sumber data literatur yang terkait. Metode yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan fiqh al-hadîts,. Dengan metode deskriptif, penulis berusaha menggambarkan suatu topik secara lebih detail, utuh, dan sistematis. Adapun langkah-langkahnya: 1)Menentukan tema hadis dalam penelitian. 2)Menghimpun hadis-hadis yang terkait dengan tema Isya. 3)Mengumpulkan sejumlah bahan dan referensi yang terkait dengan tema yang diteliti. 4)Menganalisa hadis-hadis tersebut melalui pemahaman ulama yang tercantum dalam kitab-kitab syarah hadis, termasuk menganalisa dengan melihat petunjuk Alqur’an serta situasi dan kondisi pada masa nabi saw. dan masa sekarang. 5)Menyimpulkan hasil penelitian. Setelah dilakukan penelitian, maka diperoleh hasil sebagai berikut: a. Secara tekstual, hadis tentang tidur sebelum Isya terdapat pada Kutub as-Sittah, hadis-hadisnya berkualitas shahih. Dalam pemaknaan berdasarkan bahasa hadis ini adalah makruh tidur sebelum masuk waktu shalat Isya, sebab dikhawatirkan akan terlanjur tertidur hingga keluar waktu Isya. Adapun hadis tersebut ada terjadi perbedaan lafal matan, namun tidak membawa kepada perbedaan makna. b. Secara kontekstual, ditinjau dari segi pemahaman hukum yang terdapat dalam hadis ini adalah makruh dan mubah, yang makruh adalah bagi orang yang tidur dengan sengaja serta tidak ada orang yang membangunkannya, sedangkan yang mubah adalah bagi orang yang yakin bahwa dia terbangun dari tidurnya, sehingga tidak ketinggalan waktu shalat Isya dan waktu pilihan. Apabila ditinjau dari aspek kekinian, maka akan terlihat bahwa ‘illah kemakhruhan ini tidak ada lagi karena ‘illah (alasan) dapat teratasi, yakni dengan adanya alat pengingat waktu. Sedangkan ditinjau dari aspek kesehatan tidur sebelum Isya dapat menjadi pusing setelah bangun dan kehilangan konsentrasi. Selain itu tidur dalam waktu ini dengan sendirinya menjadikan ia tidur dalam durasi waktu yang berlebihan. Dalam ilmu kesehatan tidur berlebihan dapat mempengaruhi neorotransmitter tertentu pada otak, termasuk serotonin. Serotonin adalah sebuah neorotransmitter yang berperan peting dalam menyalurkan getaran-getaran saraf yang membantu memunculkan perasaan gembira, saat otak menghasilkan serotonin ketegangan pun menurun. Berkurangnya produksi serotonin menyebabkan seseorang menjadi pusing dan stres. Kebanyakan tidur dapat memicu penyakit diabetes, serta menggangu keseimbangan zat kimia dalam otak yang menyebabkan sakit kepala.

Actions (login required)

View Item