Muhammad, Salahuddin (2015) Penerapan Wakaf Produktif Oleh Majelis Wakaf Dan Kehartabendaan Muhammadiyah Kota Banjarmasin. Skripsi, Fakultas Syariah Dan Ekonomi Islam.

Preview	Text BAB I.pdf Download (112kB) | Preview
Preview	Text BAB IV 1.pdf Download (313kB) | Preview

ABSTRAK

Muhammad Salahuddin, Penerapan Wakaf Produktif Oleh Majelis Wakaf Dan Kehartabendaan Muhammadiyah Kota Banjarmasin, di bawah bimbingan : (I) Dr. H. Jalaluddin, M. Hum, dan (II) H. Fuad Luthfi, S.Ag. SH. MH, pada Skripsi, Jurusan Hukum Keluarga, Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam, 2015. Pengelolaan wakaf secara profesional ditandai dengan pemberdayaan potensi wakaf secara profesional produktif untuk kepentingan kesejahteraan umat manusia. Muhammadiyah sebagai organisasi keagamaan yang menjalankan fungsinya sebagai nazhir. Status organisasi (keagamaan) sebagai nazhir telah diakui Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf, yaitu dengan memberikan kemungkinan suatu organisasi keagamaan bertindak sebagai nazhir harta benda wakaf. Penelitian ini dilatar belakangi oleh adanya hambatan dalam pengembangan wakaf secara produktif di Indonesia terutama di Kota Banjarmasin yakni adalah keberadaan nazhir (pengelola) wakaf yang masih tradisional, dimana wakaf produktif susah untuk diterapkan atau dijalankan sesuai dengan keinginan Undang-undang No 41 Tahun 2004 yang mengutamakan pada produktifitas atau pemaksimalan pemanfaatan harta benda wakaf. Penelitian ini adalah penelitian lapangan(Field Research)yang bersifat deskriftif kualitatif, yang mana untuk mengumpulkan data penelitian menggunakan metode wawancara terhadap responden yang berlokasi di Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) serta 13 Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Kota Banjarmasin. Melalui teknis analisis deskriptif kualitatif, penelitian ini menghasilkan: Pertama: Meliputi tentang peranan majelis wakaf dan kehartabendaan Muhammadiyah sebagai nazhir dalam menerapkan wakaf produktif dalam menunjang kemajuan perwakafan di Indonesia khususnya di Kota Banjarmasin. Baik dibidang pembangunan infrastruktur keagamaan, pendidikan, ataupun di bidang ekonomi walaupun masih belum maksimal. Kedua: Penerapan wakaf yang dikelola secara produktif oleh majelis wakaf dan kehartabendaan Muhammadiyah dilakukan dengan serangkaian aktifitas baik dalam hal kemitraan, pendanaan, pemanfaatan hasil wakaf. Sehingga aset-aset wakaf dapat difungsikan dan dikembangkan sesuai peruntukannya. Melihat dari hasil penelitian diatas, hendaknya nazhir harus benar-benar dibimbing secara maksimal oleh Badan Wakaf Indonesia (BWI) khususnya dalam menerapkan wakaf produktif sehingga aset wakaf yang dikelola dapat dilakukan secara maksimal.

Actions (login required)

View Item