Amelia, Eka Kartika (2022) PERAN GURU KELAS DALAM MEMBERIKAN BIMBINGAN PENDIDIKAN SEKSUAL PADA SISWA TUNAGRAHITA DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI 3 BANJARMASIN. Skripsi, Tarbiyah dan Keguruan.

	Text PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN.pdf Download (226kB)
	Text AWAL.pdf Download (776kB)
	Text ABSTRAK.pdf Download (85kB)
	Text BAB I.pdf Download (275kB)
	Text BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (367kB)
	Text BAB III.pdf Download (176kB)
	Text BAB IV.pdf Download (355kB)
	Text BAB V.pdf Download (91kB)
	Text DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (179kB)
	Text LAMPIRAN.pdf Download (2MB)

ABSTRAK

Pendidikan luar biasa bertujuan membantu ABK agar mampu mengembangkan potensi, pengetahuan, keterapilan, sikap dan mampu hidup mandiri. Tanggung jawab pendidikan ABK berada di tangan pendidik termasuk dalam memberikan bimbingan pendidikan seksual kepada siswa tunagrahita untuk mencegah dan mengantisipasi dari perilaku seksual ataupun terjadinya tindak susila. Karena di SLBN 3 Banjarmasin tidak memiliki guru BK sehingga bimbingan tersebut diberikan oleh guru kelas tunagrahita. maka dari itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana peran guru kelas dalam memberikan bimbingan pendidikan seksual pada siswa tunagrahita di SLBN 3 Banjarmasin serta faktor pendukung dan penghambatnya. Penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan pendekatan kualitatif berbentuk deskriptif dalam mengumpulkan data tentang peran guru kelas dalam memberikan bimbingan pendidikan seksual pada siswa tunagrahita di SLB Negeri 3 Banjarmasin dan faktor pendukung dan penghambatnya menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Subjek penelitian ini adalah tujuh orang guru kelas tunagrahita dari tingkat SMP sampai SMA serta objek penelitian ini adalah peran guru kelas dalam memberikan bimbingan pendidikan seksual pada siswa tunagrahita. Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh simpulan bahwa peran guru kelas dalam memberikan bimbingan pendidikan seksual adalah sebagai demonstrator, korektor, pembimbing, dan informator. Faktor pendukung pemberian bimbingan adalah adanya perilaku seksual dari siswa, koordinasi antar guru dan orang tua, adanya penyuluhan, konfirmasi orang tua dengan guru apabila ada siswi yang menstruasi, dan terdapat pelajaran tematik yang berkaitan dengan pendidikan seksual serta tidak adanya ketertarikan tentang seksualitas pada siswa di salah satu kelas C1. Sedangkan faktor penghambatnya adalah pandangan masyarakat yang masih menganggap tabu pendidikan seksual bagi anak terutama ABK.

Actions (login required)

View Item