Magdanta, Irfan (2019) Konsep Tauhid Sifat Dua puluh Dalam Pandangan Sayid Usman Betawi Dan Tim Fakultas Ushuluddin IAIN Antasari (Studi Perbandingan). Skripsi, Ushuluddin dan Humaniora.

	Text PERNYATAAN.pdf Download (537kB)
	Text AWAL.pdf Download (379kB)
	Text ABSTRAK.pdf Download (74kB)
	Text BAB I.pdf Download (205kB)
	Text BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (235kB)
	Text BAB III.pdf Download (481kB)
	Text BAB IV.pdf Download (251kB)
	Text BAB V.pdf Download (83kB)
	Text DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (150kB)
	Text LAMPIRAN.pdf Download (1MB)

ABSTRAK

Perdebatan persoalan ketuhanan beberapa abad silam merupakan akar bibit dari berkembangnya ilmu tauhid sekarang ini. Masing-masing mazhab mengemukakan argumentasinya. Ada yang gugur dan ada yang bertahan sampai sekarang ini. Seperti golongan Asyariyah. Jayanya golongan ini mampu melahirkan tokoh-tokoh terkemuka dan begitu banyaknya kitab-kitab yang telah dikarang dan disebarkan luaskan kepada masyarakat. Tersebarnya kitab-kitab kitab tauhid membuat penulis ingin melakukan kajian tidak hanya pada satu kitab, tetapi dua kitab sekaligus, yaitu kitab Sifat Duᾱ pūluh karya Sayid Usman Betawi dan Kitᾱb Ushūluddῑn karya Tim fakultas Ushuluddin IAIN Antasari Banjarmasin. Pokok permasalah dari penelitian ini adalah bagaimana konsep tauhid sifat dua puluh yang telah lama ditulis oleh Sayid Usman dan perbandingannya dengan model tauhid sifat dua puluh Tim Ushuluddin yang ditulis tidak lama ini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini melalui pendekatan deskriptif kompratif dan termasuk jenis penelitian kualitatif, kepustakaan (library reseach). Untuk melakukan pengumpulan data yang diperlukan penulis hanya mencari ke perpustakaan. Kemudian hasil penelitian disusun sesuai dengan sistematika penulisan. Dari analisis diperoleh bahwa, antara Sayid Usman dan Tim Ushuluddin masing-masing keduanya banyak memiliki persamaan dibandingkan perbedannya. Persamaann konsep Sifat dua puluh dari kedua kitab antara lain menyebutkan bahwa sifat-sifat dua puluh itu dibagi lagi dalam 4 kategori yakni sifat nafsiyah, salbiyah, ma’ani dan ma’nawiyah. Sedangkan perbedan konsep sifat dua puluh keduanya terletak pada penjelasan dan paparan mengenai dalil-dalilnya baik secara aqliyah maupun naqliyah.

Actions (login required)

View Item