Husaini, Muhamad (2014) AT-TĀBŪT DALAM ALQUR’AN (Studi Perbandingan Penafsiran Para Mufasir Klasik dan Modern). Skripsi, Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam.

Preview

Text BAB I-IV.pdf Download (401kB) | Preview

ABSTRAK

Muhammad Husaini, 1001421039, At-Tābūt dalam Alqur’an (Studi Perbandingan Penafsiran Para Mufasir Klasik dan Modern), Dosen Pembimbing I: Prof. Dr. Abdullah Karim, M.Ag., Dosen Pembimbing II: Drs. Basrian, M.Fil.I. Kata Kunci: Tābūt, Studi Muqāran (Perbandingan). Bani Israel adalah segolongan umat yang sering diceritakan dalam Alqur’an untuk menjadi pelajaran bagi umat muslimin, baik oleh dari sifat, perilaku, dan kehidupan mereka bersama nabi-nabi mereka yag diutus Allah swt. Semenjak zaman Nabi Musa as., Bani Israel mempunyai sebuah benda yang sakral lagi dihormati di kalangan mereka, yang sering mereka sebut dengan nama “Tābūt”. Tābūt adalah sebuah peti yang dibuat oleh Bani Israel atas perintah Musa as. sebagaimana yang tertulis di dalam Alkitab (Perjanjian Lama). Tidak hanya termuat dalam Alkitab, ternyata cerita tentang Tābūt Bani Israel ini juga termaktub di dalam Alqur’an, yakni pada Q.S. Al-Baqarah/2: 248. Lantas bagaimanakah sebenarnya Tābūt ini sampai-sampai Allah swt. mengabadikannya ke dalam sebuah ayat Alqur’an. Apa fungsi Tābūt ini, bagaimana pula bentuk dan sejarah pembuatannya serta apa saja isi yang ada di dalamnya. Maka atas dasar inilah penulis akan berusaha untuk menemukan jawabannya dengan menganalisis dari berbagai sumber tentang masalah Tābūt Bani Israel ini, khususnya pandangan para mufasir Alqur’an dari dua periode klasik dan modern tentang Q.S. Al-Baqarah/2: 248, yang kemudian akan dibandingkan penafsiran antara kedua periode tersebut dengan menggunakan metode Muqāran (Perbandingan) agar nantinya dapat terlihat persamaan maupun perbedaan dalam penafsiran mereka. Dalam skripsi ini penulis menggunakan metode Muqāran (Perbandingan), yakni membandingkan antara penafsiran dari periode klasik dan modern terhadap ayat tentang Tābūt Bani Israel pada Q.S. Al-Baqarah/2: 248. Dan adapun tahapan yang dilakukan oleh penulis di sini adalah sebagai berikut: Pertama, melacak ayat yang membahas tentang Tābūt dalam Alquran dengan menggunakan al-Mu’jam al-Mufahras li Alfāzhi al-Qur’an al-Karīm. Kedua, menjelaskan penafsiran dari mufasir abad klasik dan modern terhadap ayat tentang Tābūt Bani Israel. Dalam hal ini mufasir yang dikhususkan dalam dua periode tersebut adalah: Di kalangan mufasir klasik: 1) At-Thabarī, 2) Ar-Rāzī, 3) Al-‘Ālusī. Sedangkan di kalangan mufasir modern: 1) Ibnu ‘Āsyūr, 2) Al-Maraghī, 3) HAMKA. Ketiga, menganalisis perbandingan penafsiran terhadap ayat tentang Tābūt Bani Israel dari segi persamaan, perbedaan dan kecenderungan penafsiran, baik antara para mufasir klasik dan antara para mufasir modern, atau antara para mufasir klasik dengan mufasir modern. Keempat, mengambil sikap terhadap penafsiran Tābūt dari para mufasir yang sudah dibandingkan sebelumnya, yaitu dengan menerima dan menolak sebagian dari masing-masing penafsiran mereka. Dalam penelitian ini penulis menemukan sesuatu perbedaan antara penafsiran mufasir klasik dan modern, yakni sumber-sumber yang dipakai dari kedua periode mufasir tersebut, yaitu: 1) Dari segi persamaan baik mufasir klasik maupun modern sama-sama menggunakan dalil-dalil Israiliyyat dalam menjelaskan cerita Tabut Bani Israel. 2) Sedangkan perbedaan antara kedua periode mufasir tersebut adalah dari sumber dalil-dalil Israiliyyat yang dipakai. Jika para mufasir klasik lebih banyak terpengaruh oleh riwayat-riwayat Israilyyat dari para mufasir klasik terdahulu, seperti Ibn ‘Abbās dan Mujāhid , yang notabennya mendapatkan sumber tersebut dari penjelasan-penjelasan para kaum Yahudi -yang telah memeluk Islam-, maka bagi para mufasir lebih cenderung memakai dalil-dalil Alkitab dari kalangan orang-orang Nashrani (Bibel).

Actions (login required)

View Item