Saputra, Yudi (2019) Nafsu dan Pengendaliannya Menurut Pandangan Hamka dalam Tafsir al-Azhar. Skripsi, Ushuluddin dan Humaniora.

	Text PERNYATAAN.pdf Download (205kB)
	Text Awal.pdf Download (818kB)
	Text ABSTRAK.pdf Download (76kB)
	Text BAB I.pdf Download (284kB)
	Text BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (227kB)
	Text BAB III.pdf Download (404kB)
	Text BAB IV.pdf Download (166kB)
	Text BAB V.pdf Download (111kB)
	Text Daftar pustaka.pdf Download (140kB)
	Text LAMPIRAN.pdf Download (824kB)

ABSTRAK

ABSTRAK Yudi Saputra: 1401421291. Nafsu dan Pengendaliannya Menurut Pandangan Hamka dalam Tafsir al-Azhar. Fakultas Ushuluddin dan Humaniora Jurusan Ilmu Alqur’an dan Tafsir (IAT), 2019. Pembimbing I: Dra. Mulyani, M.Ag. Pembimbing II: Dr. Fatrawati Kumari, M.Hum Kata Kunci: Nafsu, Pengendalian dan Tafsir al-Azhar Nafsu merupakan sesuatu yang selalu ada pada diri manusia berupa kecenderungan yang kuat untuk berbuat keburukan. Apalagi pada zaman modern ini godaan nafsu manusia sangat besar, sehingga umat rentan dalam melakukan sesuatu hal yang dilarang. Hawa nafsu berperan penting terhadap penyesatan manusia. Dari hawa nafsu lahir penyakit-penyakit yang ada pada diri manusia pada masa kini, seperti LGBT, korupsi, terorisme dan lain-lain. Oleh karena itu muncul istilah jihad akbar yaitu jihad memerangi hawa nafsu. Untuk mengkaji lebih dalam tentang nafsu, dilakukan penelitian denga judul “Nafsu dan Pengendaliannya Menurut Pandangan Hamka dalam Tafsir al-Azhar”. Penelitian ini menggunakan metode library research atau penelitian kepustakaan. Adapun data primernya yaitu tafsir al-Azhar dan ayat-ayat yang berkaitan dengan konsep tersebut. Data sekundernya adalah buku-buku, artikel-artikel yang berhubungan dengan nafsu. Berdasarkan data yang ada, dapat disimpulkan bahwa hawa nafsu menurut Hamka merupakan pusat dari akhlak tercela yang meliputi syahwat dan amarah. Hawa nafsu dan akal tidak bisa dipisahkan dari diri manusia. Hawa nafsu sering membawa kepada kesesatan, sedangkan akal menjadi pedoman untuk melawannya. Hamka menjelaskan bahwa akal terletak di atas, sedangkan hawa nafsu terletak dibawah, bagian tengahnya terdapat pikiran. Jika pikiran lebih cenderung pada hawa nafsu, maka pikiran akan tunduk pada hawa nafsunya sehingga apa yang diperingatkan akal tidak akan dipedulikannya, dan itulah orang-orang yang mempertuhankan hawa nafsu yang disebutkan dalam Alqur’an. Adapun pengendalian hawa nafsu lebih menitik beratkan pada kesehatan jiwa, yaitu dengan memperbaiki lingkungan pergaulan serta pembiasaanpembiasaan diri yang baik, seperti pembiasaan berpikir sehingga dapat mengambil natijah (kesimpulan) pada suatu perbuatan dan memikirkan sebelum melakukan sesuatu. Selain itu, perlu membiasakan menahan syahwat dan amarah dengan berpuasa dan menjaga pandangan.

Actions (login required)

View Item