Syafi’ie, Abdillah (2015) Hadis Tentang Larangan Berpuasa Pada Hari Sabtu (Studi Fiqh al-Hadîts). Skripsi, Ushuluddin dan Humaniora.

Preview	Text BAB I.pdf Download (111kB) | Preview
Preview	Text BAB III.pdf Download (163kB) | Preview

ABSTRAK

Abdillah Syafi’ie. 2015. Hadis Tentang Larangan Berpuasa Pada Hari Sabtu (Studi Fiqh al-Hadîts), Skripsi, Jurusan Tafsir Hadis Fakultas Ushuluddin dan Humaniora. Pembimbing: (I) Dr. Dzikri Nirwana, M.Ag, (II) Dr. Akhmad Sagir, M.Ag. Islam yang dikenal sebagai agama yang universal, mengandung ajaran-ajaran dasar yang berlaku untuk semua tempat, dan untuk semua zaman. Ajaran-ajaran dasar yang bersifat universal, absolut, mutlak, kekal tidak berubah dan tidak boleh dirubah itu jumlahnya menurut para ulama kurang lebih 500 ayat atau kurang lebih 14% dari seluruh ayat al-Qur’an. Perincian tentang maksud ajaran-ajaran dasar yang terkandung dalam ajaran al-Qur’an itu disesuaikan dengan situasi dan kondisi tempat dan zaman tertentu. Disamping itu, diperlukan pemilahan-pemilahan terhadap hadis yang benar-benar berasal dari Nabi saw. untuk menghindari tercampur aduknya antara hadis yang sungguh-sungguh berasal dari Nabi dengan interpretasi ulama yang kemudian seolah menjadi bagian yang melekat dengan hadis Nabi, sehingga terjadi salah paham dalam menilai hadis-hadis Nabi. Hal ini terjadi karena sulitnya membedakan antara hadis Nabi dengan pemahaman ulama. Salah satu wacana keislaman yang perlu dikaji kembali dari pemahaman hadis yaitu hadis tentang larangan berpuasa hari Sabtu. Berpuasa itu memang sebenarnya bagus dan banyak manfaat-manfaatnya, tetapi dari sisi lain, terdapat sebuah hadis Nabi saw. yang melarang atau tidak diperbolehkan beliau berpuasa, yaitu terdapat beberapa hari yang dilarang oleh Nabi saw. Di antaranya ialah berpuasa khusus pada hari sabtu. Mengapa penulis mengangkat masalah ini, karena masih banyak yang tidak mengetahui bahwasanya berpuasa pada hari Sabtu itu ada hadis Nabi yang melarangnya. Kebanyakan dari kita yaitu biasanya hanya berpuasa di hari-hari yang penting saja. Contoh; seperti halnya puasa Nisfu Sya’ban, yang jatuhnya pada hari Sabtu dan kita berpuasa hanya pada hari itu. Sunat berpuasa, tetapi sebaiknya dibarengi dengan hari sebelum atau sesudah hari Sabtu. Karena hari Sabtu adalah hari raya orang-orang Yahudi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman hadis (Fiqh al-hadits) tentang larangan berpuasa pada hari Sabtu dari sisi tekstual dan kontekstualnya. Penelitian ini bersifat kualitatif dan berbentuk kepustakaan tentang hadis larangan berpuasa pada hari Sabtu. Pengumpulan data dilakukan dengan literatur yang terdiri dari sumber data primer dan sekunder. Dengan langkah-langkah sebagai berikut: pertama, pada kitab-kitab hadis seperti hadis Sunan Abû Dâwûd, hadis Sunan al-Turmudzî, Sunan Ibnu Mâjah, Sunan al-Dârimî, dan hadis Musnad Ahmad bin Hanbāl, kedua, seperti konsep pemahaman hadis dan konsep puasa. Adapun hasil penelitian: pertama, takhrij hadits, yaitu melacak di mana saja letak hadis-hadis tentang larangan berpuasa pada hari Sabtu. Yaitu seperti Sunan Abû Dâwûd terdapat satu hadis, hadis Sunan al-Turmudzî terdapat satu hadis, Sunan Ibnu Mâjah terdapat satu hadis, Sunan al-Dârimî terdapat satu hadis juga, dan hadis Musnad Ahmad bin Hanbāl ada tiga hadis terdapat dalam kitab ini. Kedua, persamaan dan perbedaan lafal hadis, ada beberapa varian hadis ditemukan yang berhubungan dengan penelitian ini. Ketiga, kualitas hadis, adapun kualitasnya Hasan menurut Imam al-Turmudzî. Selanjutnya adalah konteks sosio-historis dari hadis tersebut. Adapun asbab al-wurûd hadisnya tidak ada, namun mengacu kepada al-Qur’an dan tafsirnya. Melihat dari aspek sejarah tentang kejadian-kejadian yang ada pada hari Sabtu. Adapun hikmah pelarangannya yaitu secara garis besarnya karena pada hari itu adalah hari yang diagungkan oleh orang-orang Yahudi. Terakhir etika dan sunnah dalam berpuasa, di antaranya ialah menyegerakan berbuka dan mengakhirkan sahur.

Actions (login required)

View Item