Hairuddin, Hairuddin (2015) Pandangan pemuka agama terhadap keutamaan Asmaul Husna dan Sifat Dua Puluh di Pekapuran Raya. Skripsi, Fakultas Ushuluddin dan Humaniora.

Preview	Text BAB I.pdf Download (220kB) | Preview
Preview	Text BAB IV.pdf Download (165kB) | Preview

ABSTRAK

Hairuddin:1001431047, pandangan pemuka agama terhadap keutamaan Asmaul Husna dan Sifat Dua Puluh di Pekapuran Raya. Pembimbing I, Dr. H. Hadariansyah AB, M.A. dan Pembimbing II, Rahmadi M.Pd.I. Masalah ini diangkat berdasarkan asumsi bahwa di Kalimantan Selatan pada umumnya, masyarat lebih memakai Sifat Dua Puluh yang bercorak Sanusiah sebagai pedoman pembelajaran dalam pengenalan terhadap Allah SWT. Hampir seratus persen kitab-kitab tauhid yang digunakan para ulama bercorak Sanusiah. Selain itu, ada yang menganggap kalau tidak belajar Sifat Dua Puluh maka keimanannya kurang mantap. Berbeda dengan Asmaul Husna yang dianggap biasa-biasa saja. Asmaul Husna hanya dipakai dalam pengamalan-pengamalan saja, seperti dzikir, qasidah-qasidah dan sebagainya. Permasalahan yang diteliti adalah bagaimana pandangan pemuka agama terhadap keutamaan Asmaul Husna dan Sifat Dua Puluh di Pekapuran Raya dan bagaimana pandangan pemuka agama terhadap keutamaan Asmaul Husna dan Sifat Dua Puluh di Pekapuran Raya dalam perspektif teologi. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pandangan pemuka agama terhadap keutamaan Asmaul Husna dan Sifat Dua Puluh di Pekapuran Raya dan bagaimana pandangan pemuka agama terhadap keutamaan Asmaul Husna dan Sifat Dua Puluh di Pekapuran Raya dalam perspektif teologi. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dimana sumber-sumber datanya diperoleh dari hasil observasi dan wawancara langsung terhadap subjek penelitian, yaitu para pemuka agama di Pekapuran Raya. Kemudian data itu diolah dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Dalam penelitian ini didapat 5 orang pemuka agama yang berada di kelurahan Pekapuran Raya yang dijadikan sebagai subjek penelitian. Dalam perspektif teologi Islam, ajaran dan pemahaman yang mereka sampaikan mengenai sifat-sifat dan nama-nama Tuhan ini menyatakan bahwa mereka mencakup kedua mazhab teologi (Al-Ghazali dan Al-Sanusi). Namun dalam pengkajian akidah, sebagian dari mereka lebih mengutamakan untuk menggunakan konsep yang dibuat oleh Al-Sanusi dengan alasan bahwa itulah sesuatu yang cocok untuk diajarkan kepada masyarakat. Tetapi ada pandangan lain yang lebih untuk menyeimbangkan antara Asmaul Husna dan Sifat Dua Puluh dengan tujuan agar keimanan kita lebih mantap.

Actions (login required)

View Item