Supriansyah, Supriansyah (2011) QADHI ABDUSSAMAD BAKUMPAI ( STUDI TENTANG LATAR BELAKANG KEHIDUPAN DAN AKTIVITAS KEAGAMAANNYA PADA MASYARAKAT BAKUMPAI MARABAHAN ). Skripsi, Ushuluddin dan Humaniora.

	Text keaslian tulisan supri.pdf Download (769kB)
	Text AWAL.pdf Download (1MB)
	Text ABSTRAK.pdf Download (114kB)
	Text Bab I.pdf Download (153kB)
	Text bab II .pdf Restricted to Repository staff only Download (360kB)
	Text Bab III.pdf Download (315kB)
	Text BAB IV.pdf Download (187kB)
	Text Daftar Pustaka.pdf Download (285kB)
	Text lampiran .pdf Download (1MB)

ABSTRAK

Kehadiran Qadhi Abdussamad di Marabahan telah membawa uatu perubahan yang sangat besar. Dimana pada waktu itu Marabahan adalah sebagai pusat pendidikan agama pada abad ke-19. Selain sebagai pusat pengajian, Marabahan juga terkenal sebagai pusat Tarekat Naqsyabandiyah dan Syazaliah dimasa itu. Disampin itu juga karena letaknya yang strategis, telah membuat Marabahan sebagai pusat pemerintahan untuk wilayah Bakumpai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang latar belakang kehidupan beliau dan aktivitas yang ia lakukan di kalangan masyarakat Dayak Bakumpai Marabahan. Bentuk penlitian ini adalah penelitian Sejarah (historis-biografis), adapun sebagai objek kajian dalam penelitian ini adalah para juriat, buku-buku, dan berbagai informasi lainnya baik berbentuk lisan maupun tulisan. Adapun bentuk pendekatannya yaitu kualitataif dengan penjelasannya secara deskriftif. Qadhi Abdussamad adalah salah satu keturunan Syekh Muhammad Arsyad yang kebanyakan dari keturunannya memiliki peranan penting dalam penyebaran Islam di Kalimantan. Ia dilahirkan di kampung Penghulu, setelah dewasa ia sudah dibawa oleh ayahnya untuk belajar disana. Setelah pulang maka ia dinikahkan dengan Siti Adawiyah binti Buris, dan medapat empat orang anak. Selajutnya ia berangkat ke Mekkah untuk berhaji dan menuntut ilmu kepada beberapa orang guru disana. Sepulangnya dari Mekkah ia mebuka pengajian di dekat rumahnya. Disamping itu juga, ia mengajarkan dua tarekat besar yang banyak mebuat orang-orang berdatangan ke arabahan. Selanjutnya oleh pemerintah Belanda ia diangkat menjadi Qadhi untuk Wilayah Bakumpai dan sekitarnya. Setelah umurnya sekitar 80 tahunan, akhirnya telah sampai juga saatnya beliau meninggalkan dunia ini. Dan berita ini terdengar oleh masyarakat luas maka banyak orang berdatangan ke Marabahan. Kemudian juga keluarganya yang berada diluar daerah seperti Kandangan, Dalam Pagar, dan lain-lain. Beliau meninggal pada malam Rabu13 Safar 1317 H yang bertepatan pada tanggal 22 Juni 1899, dan dimakamkan di tempat dimana beliau membuka pengajian. Sedangkan beberapa buah peninggalan beliau yang masih dapat kita saksikan misalnya seperti Kubah, Langgar, Kitab-kitab, serta para juriat yang hingga kini masih aktif didalam meneruskan dakwah yang beliau emban. Maka dengan demikian telah nampak perjuangan seorang yang ‘alim lagi berpengaruh dizamannya yaitu Qadhi H. Abdussamad bakumpai, salah seorang cucu syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari sebagai pendakwah agama islam yang hingga kini terus menyebar sampai ujung pesisir sungai barito.

Actions (login required)

View Item