Hidayat, Rahmi (2021) PEMBELAJARAN FIQIH PADA PONDOK PESANTREN SALAFIYAH DI KOTA BANJARMASIN. Tesis, Pascasarjana.

	Text SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN.pdf Download (124kB)
	Text AWAL.pdf Download (918kB)
	Text ABSTRAK.pdf Download (323kB)
	Text BAB I.pdf Download (655kB)
	Text BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (687kB)
	Text BAB III.pdf Download (295kB)
	Text BAB IV.pdf Download (1MB)
	Text BAB V.pdf Download (127kB)
	Text DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (366kB)
	Text Lampiran.pdf Download (1MB)

ABSTRAK

Pembelajaran fiqih merupakan bagian dari pendidikan agama yang bertujuan agar para siswa memiliki pengetahuan agama yang memang wajib ia ketahui, memahaminya dan mengamalkannya sesuai dengan maqashid syari’ah. Jika seorang muslim memiliki wawasan islam yang baik, mempelajari ilmu-ilmu syar’i dengan mendalam dan beribadah kepada Allah dengan benar maka tentu ia akan mendekat kepada Rabb-Nya dan menjauhi apa yang dilarang-Nya sehingga ilmunya itu dapat membentengi dirinya dari hawa nafsu untuk melakukan perbuatan keji dan munkar. Pada point ini, peneliti merasa ada nilai lebih pada pondok pesantren dimana pondok pesantren secara umum berhasil menciptakan para santri yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT dan oleh karena itulah peneliti merasa sangat tertarik untuk meneliti bagaimana pembelajaran fiqih di pondok pesantren. Berdasarkan hal ini, penelitian ilmiah yang diteliti berjudul “Pembelajaran fiqih pada pondok pesantren salafiyah di kota Banjarmasin” studi penelitian ini dilaksanakan di Ma’had Al-Mubarak Banjarmasin. Permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah bagaimana tujuan pembelajaran fiqih, apa saja kitab dan materi yang diajarkan, bagaimana metode pembelajaran, dan apa saja evaluasi pembelajaran fiqih yang sudah dilakukan oleh para pengajar fiqih. Metode yang digunakan adalah metode analisis kualitatif. Berdasarkan uraian keseluruhan dari hasil penelitian dilapangan, maka peneliti dapat menyimpukan hasil penelitian sebagai berikut: Tujuan pembelajaran fiqih ialah agar seorang muslim bisa beribadah dan beramal shalih sesuai dengan tuntunan syari’at sesuai dengan pemahaman para ‘ulama yang mu’tabar dengan panduan al-qur’an dan as-sunnah dan dengan mengetahui hal itu diharapkan setiap muslim terhindar dari melakukan penyimpangan dan kejahilan terhadap syari’at khsususnya dalam beribadah dimana dalam perkara ini peneliti melihat apa yang disampaikan oleh para pengajar dan juga yang disampaikan oleh para santri memiliki pemahaman yang sama sehingga ini menunjukkan bahwa para pengajar telah berhasil menyampaikan tentang urgensinya memahami tujuan pembelajaran fiqih. Kitab-kitab yang diajarkan di Ma’had Al-Mubarak Banjarmasin rata-rata adalah kitab fiqih yang bermadzhab syafi’i. Adapun perbedaan kitab, ini menunjukkan tingkatan level pembelajaran fiqih itu sendiri seperti kitab Safinatun Najah dan Matan Al-Ghayah wat taqrib ini merupakan kitab dasar dan ringkas diperuntukkan bagi para santri pemula pembelajar fiqih, sedangkan kitab seperti Kifayatul Akhyar, Hasyiah al-Bajuri, Fiqih Islami wa adilatuhu ini merupakan kitab lanjutannya. Kitab-kitab diatas merupakan kitab-kitab yang sangat masyhur dikalangan syafi’iyyah. Materi-materi yang diajarkan disini sangat jelas dan sistematis karena menggunakan panduan kitab dalam setiap pertemuannya. Menentukan materi pembelajaran ini merupakan salah satu faktor penentu agar santri mudah dalam memahaminya, karena sumber pelajaran itu merupakan elemen penting. Bagi pemula pembelajar fiqih, maka kitab yang mudah digunakan oleh santri adalah kitab yang ringkas dan mudah untuk disampaikan, seperti kitab Safinatun Najh dan Matan Al-Ghyah wa at-Taqrib. Pembelajaran Fiqih merupakan bagian dari pelajaran agama yang tidak hanya harus dipahami dengan baik, tetapi juga dipraktekkan dengan benar dalam kehidupan sehari-hari. Metode pembelajaran yang diterapkan dalam pembelajaran fiqih di Ma’had Al-Mubarak Banjarmasin itu beraneka ragam. Walaupun paling sering menggunakan metode metode bandongan (metode baca kitab) tetapi untuk mencapai keberhasilan para santri dalam memahami pelajaran, metode lain pun juga diterapkan seperti metode ceramah, dimana pada metode ini lebih banyak memberikan syarah atau penjelasan terhadap materi atau kitab yang diajarkan, kemudian juga menggunakan metode tanya jawab, dimana para santri yang belum memahami pelajaran dengan baik bisa menayakan persoalan tersebut agar dapat memahaminya dengan baik sebagaimana yang dipahami oleh ustadznya. Kemudian juga ada metode demontrasi atau metode praktek dimana dalam metode ini memprkatekkan secara langsung tata cara dalam beribadah. Kemudian metode hafalan dalam menghafal al-qur’an , metode tugas dalam membantu para santri dalam murajaah dan memahami pelajaran pun juga diterapkan. Selain materi dasar tentang kitab fiqih itu diajarkan, konsep tasamuh (toleransi) dalam perbedaan pendapat fiqih para ulama disini sangat ditekankan, dimana para santri diajarkan untuk memiliki sikap inshaf dan adil dalam menyikapi perbedaan pendapat dikalangan ulama. Sikap saling menghormati perbedaan pendapat antar mazhab tanpa perlu ada sikap mencela dan merendahkan ‘ulama apalagi tuduhan sesat menyesatkan hanya karena permasalahan furu’iyyah (cabang). Evaluasi pembelajaran yang dilakukan oleh para pengajar fiqih di Ma’had Al-Mubarak Banjarmasin adalah dengan memberi tugas, dan ujian. Ujian terbagi menjadi dua, yaitu ujian tengah semester dan ujian akhir semester. Jadi walaupun Ma’had Al-Mubarak Banjarmasin merupakan pondok pesantren salafiyyah, yang mana fokus kajiannya adalah pendalam kajian kitab kuning secara runut, namun tetap ada evaluasi yang dilakukan untuk para santri yaitu dalam bentuk ujian tengah semester dan akhir semester.

Actions (login required)

View Item