Pahrul, Pahrul (2011) Konsep Partai Politik Islam Menurut Syaikh Taqiyuddin An-Nabhani. Skripsi, Syariah Dan Ekonomi Islam.

Preview	Text BAB I.pdf Download (250kB) | Preview
Preview	Text BAB IV.pdf Download (589kB) | Preview

ABSTRAK

Pahrul. 2011. Konsep Partai Politik Islam Menurut Syaikh Taqiyuddin An-Nabhani. Skripsi, Jurusan Siyasah Jinayah, Fakultas Syariah. Pembimbing: (1) Drs. Sukarni, M.Ag., (2) Zainal Muttaqin, M.Ag. Dunia Islam mengalami kemerosotan dan kemunduran dari masa kejayaannya. Kemunduran tersebut telah menyebabkan terlantarnya hukum-hukum Allah. Sampai sekarang kaum muslim masih berada dalam keterpurukan yang sangat dalam. Sejumlah gerakan, organisasi atau partai bermunculan untuk berusaha mengembalikan tegaknya Islam. Syaikh Taqiyuddin An-Nabhani salah seorang seorang ulama besar di Timur Tengah, yang juga seorang politisi ulung,berusaha memahami sebab-sebab kegagalan dari kelompok-kelompok yang telah berusaha untuk membangkitkan umat, dan kemudian menuangkan pemikirannya dalam suatu konsep partai politik Islam yang khas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsep partai politik Islam menurut syaikh Taqiyuddin An-Nabhani. Dari pemikiran dasarnya, metode perjuangannya dan karateristik kader partai. Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research) yang bersifat studi literatur, yaitu mengkaji konsep partai politik Islam menurut syaikh Taqituddin An-Nabhani dengan teknik telaah pustaka. Dari hasil penelitian yang penulis lakukan, maka penelitian ini menghasilkan temuan-temuan sebagai berikut: Pertama Pada tahun 1953 M (1372 H) syaikh Taqiyuddin An-Nabhani mendirikan sebuah partai politik Islam dengan asas pemikiran yang khas, yakni bersifat fikriyah (perubahan pemikiran), siyasiyah (politis), jama’iyah (terorganisasi), la maddiyah (non kekerasan), asasiyah (mendasar), dan ‘alamiyah (universal). Kedua Partai politik Islam yang dibentukan oleh Syaikh Taqiyuddin An-Nabhani kemudian dikenal dengan nama Hizbut Tahrir memiliki tiga tahapan perjuangan, yaitu Pertama tahap pembinaan intensif (tatsqîf murakkazah). Kedua, yaitu tahap interaksi (tafa’ul). Ketiga, yaitu tahap penerimaan kekuasaan melalui kesadaran umat. Ketika umat telah memiliki kesadaran dan telah terbentuk opini umum, maka syari’ah Islam yang menjadi agenda perjuangan partai politik Islam dapat diterapkan. Ketiga Syaikh Taqiyuddin An-Nabhani mengajarkan bahwa kader partai politik Islam harus mengadopsi ide dan pemikiran partai yang kemudian ditujukan untuk diamalkan dalam kenyataan hidup dan untuk mengubah pemahaman umat, untuk menyebarluaskan qiyadah fikriyah (ideologi yang menjadi panduan dan pimpinan pemikiran) di tengah umat.

Actions (login required)

View Item