Rasidah, Rasidah (2022) TERJEMAH AYAT AYAT AHKȂM DALAM AL-QUR’AN BACAAN MULIA KARYA H.B. JASSIN. Skripsi, Ushuluddin dan Humaniora.

	Text PERNYATAAN.pdf Download (334kB)
	Text AWAL.pdf Download (1MB)
	Text ABSTRAK.pdf Download (193kB)
	Text BAB I.pdf Download (566kB)
	Text BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (517kB)
	Text BAB III.pdf Download (433kB)
	Text BAB IV.pdf Download (1MB)
	Text BAB V.pdf Download (270kB)
	Text DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (357kB)
	Text LAMPIRAN.pdf Download (948kB)

ABSTRAK

Terjemah ialah menjelaskan apa yang diinginkan oleh kalimat dalam bahasa asalnya, bahkan detail-detail teks aslinya, untuk dialihbahasakan ke dalam teks penerjemah. Kebutuhan akan penerjemahan Al-Qur'an memang sangat diperlukan agar umat muslim di manapun berada dapat memahami dan mengamalkan ajaran Al-Qur'an. Skripsi ini berjudul, “Terjemah ayat-ayat ahkam dalam Al-Qur’an Bacaan Mulia karya H.B. Jassin”, menggunakan metode kualitatif deskriptif. Kajian ini hanya sebatas pada ayat ahkam: perintah menutup aurat (Q.S. An-Nur ayat 30- 31,60 dan Al-Ahzab ayat 59), hukum potong tangan (Q.S. Al-Maidah ayat 38) dan perintah membunuh orang musyrik (Q.S. Al-Baqarah ayat 191 dan At-Taubah ayat 5). Dalam kaitan ini, penelitian berbentuk Library Research untuk menjawab bagaimana terjemahan ayat-ayat ahkam dalam Al-Qur’an Bacaan Mulia karya H.B. Jassin dan apakah diterjemahkan secara hakiki atau majazi. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa terjemah H.B. Jassin dalam karyanya Al-Qur’an Bacaan Mulia untuk ayat yang membahas tentang menutup aurat, kata “hamba sahaya yang mereka miliki”, Jassin menggunakan kata konotasi “(budak-budak) yang mereka menjadi milik tangan kanannya”. Kata budak dimaksud sebagai hamba, jongos atau orang gajian dan kata tangan kanan berarti orang kepercayaan. Pada ayat Al-Ahzab ayat 59, beliau menerjemahkan dengan “baju jilbab” dan memiliki penjelasan bahwa yang dimaksud adalah Jilbab yang berarti baju kurung yang menutup kepala, muka dan dada. Pada ayat yang membahas tentang menutup aurat, H.B. Jassin menggunakan kata yang dominan denotatif dan tidak menggunakan diksi yang puitis. Terdapat kata yang menggunakan footnote yang terlihat tekstualis dalam menerjemahkannya. Kata denotasi yang terdapat dalam terjemah H.B. Jassin terdapat juga pada kasus ayat potong tangan. Beliau terkesan tekstualis dan baku dalam menerjemahkannya juga tidak ada penjelasan berupa footnote pada ayat tersebut. Begitu juga pada ayat tentang membunuh orang musyrik, beliau cenderung menggunakan kata denotatif dan baku dibanding konotatif.

Actions (login required)

View Item