Sulman R, Andi (2023) Tradisi Kewajiban Tinggal Satu Atap dengan Mertua Pasca Menikah Pada Masyarakat Mandar Desa Teluk Kemuning Kecamatan Pulau Laut Kepulauan Kabupaten Kotabaru. Skripsi, Syariah.

	Text PERNYATAAN.pdf Download (83kB)
	Text AWAL.pdf Download (1MB)
	Text ABSTRAK.pdf Download (120kB)
	Text BAB I.pdf Download (433kB)
	Text BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (514kB)
	Text BAB III.pdf Download (118kB)
	Text BAB IV.pdf Download (564kB)
	Text BAB V.pdf Download (109kB)
	Text DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (227kB)
	Text LAMPIRAN.pdf Download (1MB)

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi dari adanya tradisi Masyarakat Mandar di Desa Teluk Kemuning Kecamatan Pulau Laut Kepulauan Kabupaten Kotabaru, bahwa ketika anak bungsu atau anak perempuan terakhir menikah dengan lakilaki maka ia wajib untuk tinggal dengan orang tua beserta suaminya. Tradisi ini kemudian berdampak pada keharmonisan rumah tangga pasangan suami istri yang tinggal dengan mertua seperti adanya kesalahpahaman bahkan perselisihan. Jenis penelitian ini adalah penelitian hukum empiris dengan mengambil data langsung di lapangan. Subjek penelitian yang diambil adalah empat keluarga beserta tokoh agama dan tokoh masyarakat. Data didapatkan melalui wawancara dan dianalisis menggunakan teknik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tradisi untuk tinggal satu atap dengan mertua adalah hal yang wajib dan sudah turun temurun dilaksanakan oleh Masyarakat Mandar Desa Teluk Kemuning. Ketika ada anak yang tidak mau tinggal bersama dengan orang tuanya akan dianggap sebagai anak yang durhaka. Adapun dari keseluruhan keluarga yang menjadi informan menjelaskan bahwa tradisi tinggal dengan mertua memiliki dampak terhadap keharmonisan rumah tangga. Pasangan sering kali salah paham dan bertengkar karena campur tangan orang tua. Tidak jarang pula suami merasa tidak nyaman bahkan berselisih dengan mertua. Tradisi tinggal satu atap dengan mertua pasca menikah ini termasuk dalam kategori ‗urf fasid ketika tradisi tersebut memberikan dampak negatif kepada kehidupan keluarga anak. Sejatinya anak bebas untuk membentuk keluarga dan menentukan arah kehidupan mereka setelah menikah tanpa campur tangan orang tua.

Actions (login required)

View Item