Ratih, Ratih (2023) Terapi ABA pada Peserta Didik Autis (Studi Kasus di Sekolah Luar Biasa Negeri HST Kalimantan Selatan). Skripsi, Tarbiyah dan Keguruan.

	Text PERNYATAAN.pdf Download (177kB)
	Text AWAL.pdf Download (1MB)
	Text ABSTRAK.pdf Download (144kB)
	Text BAB I.pdf Download (372kB)
	Text BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (479kB)
	Text BAB III.pdf Download (177kB)
	Text BAB IV.pdf Download (479kB)
	Text BAB V.pdf Download (147kB)
	Text DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (27kB)
	Text LAMPIRAN.pdf Download (4MB)

ABSTRAK

Pokok masalah yang melatarbelakangi penelitian adalah perilaku bermasalah anak autis ternyata dapat terulang walaupun peserta didik sudah beranjak remaja sehingga terapis harus memberikan terapi secepat mungkin agar peserta didik tidak ketika (hiperaktif) tidak membahayakan dirinya ataupun orang sekitarnya. Tujuan penelitian yakni mengetahui gambaran proses terapi ABA yang diberikan pada peserta didik autis serta pendukung dan penghambat dalam proses terapi ABA. Metode penelitian berbentuk kualitatif pendekatan studi kasus. Subjek penelian yakni terapis, dan peserta didik (H), peserta didik (I), peserta didik (L). Responden yakni kepala sekolah, dan wali peserta didik (bibi H). Objek penelitian Terapi ABA pada Peserta Didik Autis (Studi Kasus di Sekolah Luar Biasa Negeri HST Kalimantan Selatatan). Teknik pengumpulan data meliputi observasi, wawancara, dan dokumentasi, kemudian diolah berdasarkan teori Miles dan Huberman. Terapi ABA diberikan oleh terapis yang merupakan guru kelas peserta didik. ABA mempunyai dua prinsip, namun yang lebih dominan digunakan terapis yakni menggunakan prinsip operant conditioning yang meliputi proses beberapa tahap; pemberian instruksi seperti intonasi suara dikuatkan, mengamati respon seperti menunggu 3-4 detik membiarkan anak dapat merespon, pemberian prompt verbal seperti mengulangi instruksi, dan prompt gerak tubuh seperti menguatkan kunci badan (pelukan) sampai anak berespon benar, terakhir pemberian reinforcement seperti tepukan bahu, kata sabar, dan mengurangi kuat pelukan. Dalam proses terapi ada faktor pendukung yang meliputi; pemahaman dan dukungan orang tua, latar belakang pengetahuan terapis mengenai ABA, dan faktor penghambat meliputi; fasilitas ruang terapi, dan sosialisasi alat bantu ABK.

Actions (login required)

View Item