Faridh, Miftah (2008) Hadiah Pahala Bacaan Al-Qur'an bagi Mayit (Studi Komparatif Terhadap Pendapat Mazhab Syafi'i dan Mazhab Hanbali). Skripsi, Syariah Dan Ekonomi Islam.

Preview	Text BAB I.pdf Download (429kB) | Preview
Preview	Text BAB IV.pdf Download (443kB) | Preview

ABSTRAK

Miftah Faridh. 2008. Hadiah Pahala Bacaan Al-Qur'an bagi Mayit (Studi Komparatif Terhadap Pendapat Mazhab Syafi'i dan Mazhab Hanbali). Skripsi, Jurusan Perbandingan Hukum dan Mazhab, Fakultas Syariah. Pembimbing: (I) Drs. H.M. Fahmi Al-Amruzi, M. Hum, (II) Imam Alfiannor, M.H.I. Penelitian ini berangkat dari aktivitas yang sering dipermasalahkan masyarakat luas bahkan tidak jarang menjadi perdebatan yang tak berujung. Membaca al-Qur'an, selain disepakati sebagai salah satu bentuk ibadah bagi pelakunya ternyata pahalanya juga biasa "dihadiahkan" bagi orang yang telah meninggal dunia. Pada dasarnya hal ini yang sangat wajar karena merupakan salah satu bentuk produk ijtihad yang dikemukakan para ulama mazhab. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status hukum dan sampaitidak-nya hadiah pahala bacaan al-Qur'an orang yang masih hidup terhadap mayit menurut mazhab Syafi'i dan mazhab Hanbali beserta argumentasi (hujjah), istidlal, dan thuruq al-istinbath yang dikemukakan kedua mazhab. Dengan demikian setidaknya yang selama ini menjadi titik masalah dapat terungkap dan dapat menjadi informasi ilmiah yang mencerahkan. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research) dalam bidang fikih dan metode istinbath hukumnya. Untuk memperoleh data yang diperlukan, penulis terlebih dahulu melakukan survey kepustakaan kemudian mengolah data tersebut seobjektif mungkin dan menganalisis dengan menggunakan pendekatan studi tafsir, hadis, dan ushul al-fiqh. Melalui teknik analisis komparasi kualitatif yang mencakup analisis korelasi dan causal comparative, penelitian ini menghasilkan temuan-temuan: Pertama: Dalam mazhab Syafi'i terdapat perbedaan yang sangat signifikan antara Imam al-Syafi'i dengan ulama-ulama Syafi'iyyah sesudahnya. Sang Imam dalam qaul jadid berpendapat hadiah pahala bacaan al-Qur'an bagi mayit tidak boleh dilakukan dan pahalanya tidak sampai, berbeda dengan sebagian besar pengikutnya yang membolehkan dan berkeyakinan pahalanya dapat sampai bagi mayit. Dalil yang digunakan al-Syafi'i adalah QS. Al-Najm ayat 39, sedangkan hadis-hadis shahih sebagai takhshish firman Allah tersebut. Menurut beliau, aktivitas hadiah pahala bacaan al-Qur'an tidak pernah dicontohkan Rasulullah SAW dan bukan termasuk tradisi salaf. Sedangkan dalam mazhab Hanbali, ulama sepakat tentang kebolehan dan sampainya pahala tersebut. Mereka—antara lain diwakili Ibn Taymiyah, Ibn Qudamah, dan Ibn Qayyim—ber-istidlal dengan banyaknya nash al-Qur'an dan sunah yang menunjukkan bahwa seseorang dapat memperoleh manfaat dari amal usaha orang lain. Dalam hal ini ulama Hanabilah juga memberlakukan qiyas dan menganggapnya sebagai sebuah ijma' umat Islam. Kedua: Oleh karena kedua mazhab memiliki dasar argumentasi yang kuat dan mempunyai metodologi masing-masing dalam melahirkan produk pemikiran fikihnya, penulis menawarkan alternatif dan kesempatan memilih kepada semua pihak pendapat yang dinilai lebih relevan. Dan yang terlebih penting adalah sikap saling toleransi dan mau menghargai pendapat orang lain secara bijaksana.

Actions (login required)

View Item