Rahmiati, Rahmiati (2011) Praktik Perjanjian Ijarah Tukang Sablon Di Kecamatam Banjarmasin Selatan. Skripsi, Syariah Dan Ekonomi Islam.

Preview	Text BAB I.pdf Download (324kB) | Preview
Preview	Text BAB IV.pdf Download (417kB) | Preview

ABSTRAK

Rahmiati, 2011. Praktik Perjanjian Ijarah Tukang Sablon Di Kecamatam Banjarmasin Selatan. Skripsi, Jurusan Muamalat. Pembimbing : (1) Drs. H. M. Amin Djamaluddin, MA, (2) Yulia Hafizah,M.EI Berdasarkan observasi awal di Kecamatan Banjarmasin Selatan, praktik perjanjian ijarah tukang sablon dan menjadi kebiasaan dilakukan atas kesepakatan bersama tanpa ada saksi, walaupun ada sebagian kecil melakukan perjanjian dengan tertulis. Usaha Sablonan ini tidak berizin karena bukan merupakan perusahaan CV atau PT jadi hanya berdasarkan ujin membuka usaha saja dan hanya dipungut pajak penghasilan. Berdasarkan kondisi tersebut penulis ingin melakukan penelitian terhadap praktik perjanjian tukang sablon, untuk memperoleh gambaran terhadap praktik tersebut, akibat dari praktik tersebut, serta tinjauan hukum islam tentang praktik tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research), yang bersifat studi kasus, yaitu kasus tentang praktik perjanjian ijarah tukang sablon. Untuk memperoleh data yang diperlukan, maka dilakukan wawancara secara langsung baik dengan responden dan informen untuk memperoleh data yang jelas. Setelah data terkumpul, maka dilakukan pengolahan data dengan teknik editing yaitu mengecek dan menelaah kembali data yang telah terkumpul, deskripsi data yaitu menguraikan data dalam bentuk laporan dan matrikasi dengan tujuan supaya lebih ringkas dan mudah dipahami. Setelah hasil diperoleh, kemudian dilakukan analisis sesuai dengan ketentuan hukum Islam tentang perjanjian ijarah. Berdasarkan analisis deskriptif kualitatif, maka penelitian ini menghasilkan penemuan-penemuan, yang terbagi dalam tiga variasi yaitu : Variasi satu : Pada kasus 1, 2 dan 3 yang merupakan perjanjian yang dibuat secara lisan dan telah desepakati bersama yaitu tentang upah- mengupah, dan dengan uang muka tanpa menentukan berapa hanya kerelaan pemesan saja. Variasi dua :Pada kasus 4 merupakan perjanjian yang dibuat bersama dan perjanjiannya dengan tulisan ( nota). Perjanjiannya tidak ada masalah tetapi pada upah-mengupahnya. Variasi tiga : Pada kasus 5 merupakan perjanjian secara lisan, hanya pada kesepakatan bersama saja namun perjanjian ini berlangsung tanpa ada masalah sudah memenuhi rukun dan syarat perjanjian. Dalam tinjauan hukum Islam praktik perjanjian pada kasus 1, 2 dan 3 yang merupakan perjanjian secara lisan dan aqad didepan dan tanpa menentukan uang DP (didepan) dan perjanjian pada kasus 1 ini dianggap sah karena sudah memenuhi rukun dan syarat perjanjian, meskipun terjadi permasalahan dari segi upah-mengupahnya, tetapi kemudian dapat diselesaikan. Pada kasus 2 dan 3 dianggap tidak sah walaupun memenuhi rukun dan syarat tetapi dari segi upah-mengupahnya yang bermasalah. Praktik perjanjian pada kasus 4 memakai aqad didepan yang pada awalnya merupakan perjanjian yang sah dan dibuat secara tulisan yaitu berbentuk nota dan telah disepakati bersama dengan uang DP (didepan) dari 30% sampai 50 %, tetapi kemudian perjanjian itu menjadi batal dari segi upah-mengupahnya tidak ada pembayaran sama sekali, meskipun dari segi rukun dan syarat perjanjian sudah terpenuhi. Pada kasus 5 merupakan perjanjian secara lisan dan aqad didepan dan juga dengan uang DP (didepan) dari 20% sampai 50%, perjanjian itu dianggap sah karena sudah memenuhi syarat sah sebuah perjanjian dan salah satu pihak tidak melakukan penyimpangan.

Actions (login required)

View Item