Maruf, Muhammad (2021) Komunikasi Transendental Melalui Media Salat. Skripsi, Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

	Text PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN.pdf Download (233kB)
	Text AWAL.pdf Download (2MB)
	Text ABSTRAK.pdf Download (83kB)
	Text BAB I.pdf Download (226kB)
	Text BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (434kB)
	Text BAB III.pdf Download (40kB)
	Text BAB IV.pdf Download (445kB)
	Text BAB V.pdf Download (125kB)
	Text DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (151kB)
	Text BIODATA.pdf Download (64kB)

ABSTRAK

Bagi umat Islam berkomunikasi dengan Tuhan dapat melalui kegiatan ibadah dan di luar kegiatan ibadah. Komunikasi yang dilakukan di luar kegiatan ibadah adalah seperti mengingat Tuhan dangan melihat atau merasakan sesuatu, yang itu bisa menjadi ibadah bagi yang melakukannya. Sedangkan komunikasi yang berada dalam sebuah ibadah, itu kita berkomunikasi dengan Tuhan melalui cara berdo’a, berdzikir, berpuasa, salat, dan ibadah lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui pesan Komunikasi Transendental secara Verbal dan Nonverbal pada media salat serta Menegetahui apa saja faktor pendukung dan penghambat Salatsebagai media komunikasi transcendental dengan menggunakan metode penelitian deskriftif kualitatif. Subjek penelitian disini adalah buku-buku mengenai komunikasi transedental dan salat . Objek penelitian ini adalah pesan Komunikasi Transendental secara Verbal dan Nonverbal serta faktor pendukung dan penghambat Salat salat. Adapun teknik pengumpulan data yaitu dengan studi kepustakaan, observasi dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah analisis isi (content analysis). Hasil penelitian menunjukkan pesan komunikasi transendental secara verbal dan nonverbal pada media salat ialah salat sebagai media paling sempurna dalam penyampai terimaksi (rasa Sykur), pujian kepada Allah, permohonan, dan penyerahan secara total akan diri secara lisan, gerakan, dan perasaan (keyakinan). Faktor pendukung pada komunikasi transendental melalui media salat adalah mengenali lawan komunikasi, terpenuhinya syarat sah salat, dan fokus kepada lawan komunikasi (khusyu’), sedangkan penghambatnya dapat dilihat secara sosiologi, seperti lingkungannya yang tidak terbiasa melaksanakan salat, secara antropologi, seperti komunikator tidak mengenali dirinya, kebudayaan, norma, dan bahasa, secara psikologi, seperti komunikator tidak mengenal komunikannya, ia tidak mengenal Allah SWT secara sempurna, dan dia tidak memahami salat yang ia kerjakan untuk apa.

Actions (login required)

View Item