Baihaki, Rizki (2013) Aborsi Bagi Ibu Penderita Hiv/Aids Menurut Hukum Islam Dan Hukum Positif. Skripsi, Syariah Dan Ekonomi Islam.

Preview	Text BAB I.pdf Download (399kB) | Preview
Preview	Text BAB III.pdf Download (426kB) | Preview

ABSTRAK

Rizki Baihaki. 2013. “Aborsi Bagi Ibu Penderita Hiv/Aids Menurut Hukum Islam Dan Hukum Positif”,. Skripsi, Jurusan Perbandingan Hukum dan Mazhab, Fakultas Syariah. Pembimbing (I) Dr. H. M. Fahmi Al-Amruzi, M.Hum (II) Dra. Hj. Rabiatul Adawiyah, M.Ag . Latar belakang penelitian ini dikarenakan adanya perdebatan tentang aborsi yang dilakukan oleh ibu hamil yang menderita HIV/AIDS, yaitu menurut hukum Islam dan hukum positif. Pokok-pokok permasalahannya adalah: 1) Bagaimana pandangan hukum Islam dan hukum positif di Indonesia mengenai aborsi bagi ibu hamil penderita HIV/AIDS. 2) Bagaimana persamaan dan perbedaan pandangan hukum Islam dan hukum positif di Indonesia mengenai aborsi bagi ibu hamil penderita HIV/AIDS. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana status hukum aborsi bagi ibu hamil yang penderita HIV/AIDS menurut pandangan hukum Islam dan hukum Positif beserta persamaan dan perbedaaan dari kedua hukum tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research) dalam bidang mazhab dan hukum. Karenanya untuk memperoleh bahan hukum yang diperlukan, maka penulis melakukan survei kepustakaan dan studi literatur. Selanjutnya dianalisis secara kualitatif. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa: hukum Islam dan hukum Positif di Indonesia memperbolehkan aborsi bagi ibu hamil penderita HIV/AIDS berdasarkan pertimbangan darurat atau uzur dan juga persetujuan medis yaitu apabila tidak dilakukan tindakan aborsi maka akan membahayakan ibu hamil tersebut beserta janinnya, karena kemungkinan janin untuk terinfeksi semakin besar dan juga untuk menghindari janin yang dikandung terlahir cacat dan tertular penyakit HIV/AIDS dari ibunya. Adapun persamaan pandangan Hukum Islam dan hukum Positif di Indonesia dalam memperbolehkan aborsi bagi ibu hamil penderita HIV/AIDS yaitu karena adanya pertimbangan yang berupa darurat untuk menyelamatkan nyawa ibu hamil. Sedangkan perbedaan kedua hukum ini adalah adanya aturan yang jelas pada hukum positif tentang aborsi baik di dalam KUHP dan Undang-Undang tentang kesehatan, akan tetapi di dalam hukum Islam belum ditemukan dalil yang secara langsung memperbolehkan dan melarang aborsi hanya berlandaskan kaidah Ushul Fiqih yaitu isqāt daruri (apabila ada dua risiko atau bahaya berat dan ringan maka hendaklah yang berat yang didahulukan).

Actions (login required)

View Item