Akbar, Muhammad Ali (2023) Penafsiran Surah At-Tin dalam Pandangan Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani. Skripsi, Ushuluddin dan Humaniora.

	Text 1-keaslian tulisan.pdf Download (202kB)
	Text 2-bagian awal.pdf Download (658kB)
	Text 3-ABSTRAK.pdf Download (80kB)
	Text 4-BAB I.pdf Download (181kB)
	Text 5-BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (161kB)
	Text 6-BAB III.pdf Download (285kB)
	Text 7-BAB IV.pdf Download (354kB)
	Text 8-BAB V.pdf Download (85kB)
	Text 9-Daftar Pustaka.pdf Download (106kB)
	Text 10-LAMPIRAN.pdf Download (2MB)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menggali bagaimana penafsiran surah at-Tin dalam pendangan Syeikh Abdul Qadir al-Jailani. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan menjadikan tafsir al-jailani sebagai sumber data dari penelitian. Metode yang digunakan untuk menganalisis data adalah historis-kritis, yakni menjelaskan secara kritis yang didasarkan pada latar belakang, struktur dan isi yang terdapat dalam Tafsir al-Jailani dan pemikiran Syeikh Abdul Qadir al-Jailani. Kemudian Peneliti melakukan analisis data menggunakan Qualitative Content Analysis (Kajian Isi Dokumen secara kualitatif), memposisikan objek penelitian sebagai pesanpesan berbentuk teks yang dapat dikaji. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tafsir surat at-Tin dalam Tafsir Al-Jailani yang bercorak memadukan antara tafsir bir-ra’yi dengan tafsir bil ma’tsur, dan cenderung sufistik dengan pendekatan batin. Pada tafsir surat at-Tin Syiekh Abdul al-Qadir Jailani memberikan gambaran yang sangat sufistik. Syeikh Abdul Qadir alJailani mengungkapkan bahwa manusia sesungguhnya adalah makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna. Untuk mengungkapkan itu, Allah memberikan perumpamaan yaitu buah Tin dan Zaitun, Bukit Thursina, dan kota yang sangat aman. Kemudian Allah memberikan peringatan kepada manusia bahwa Allah dapat menjatuhkan manusia ke tempat yang paling rendah, kecuali jika ia beriman dengan sebaik-baiknya iman dan beramal shaleh maka dan juga mampu mengangkat derajat melebihi malaikat. Selain itu, secara sufistik bahwa menjelaskan tentang hakikat atau fitrah manusia sebagai khalifah di muka bumi dengan sebaik penciptaan. Atas dasar inilah manusia memilki berbagai macam dimensi, dimensi tersebut adalah dimensi akal, dimensi hati, dimensi jasmani, dimensi akhlak, dan dimensi sosial. Para mufassir sepakat tentang kemuliaan manusia sebagai ciptaan yang paling sempurna baik secara fisik, akal dan fikiran, serta kemampuan berkembang. Maka, dimensi-dimensi dari kehidupan manusia di atas, adalah bagian dari sempurnya manusia sebagai ciptaan Allah SWT.

Actions (login required)

View Item