Sarnubi, Muhammad (2023) Ritual Bakar Dupa dalam Perspektif Tokoh Agama Islam dan Katolik di Kota Banjarmasin. Skripsi, Ushuluddin dan Humaniora.

	Text PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN.pdf Download (314kB)
	Text AWAL .pdf Download (2MB)
	Text ABSTRAK.pdf Download (290kB)
	Text BAB I .pdf Download (640kB)
	Text BAB II .pdf Restricted to Repository staff only Download (772kB)
	Text BAB III .pdf Download (435kB)
	Text BAB IV .pdf Download (756kB)
	Text BAB V .pdf Download (263kB)
	Text DAFTARPUSTAKA.pdf Download (420kB)
	Text LAMPIRAN .pdf Download (1MB)

ABSTRAK

Ritual bakar dupa merupakan praktik dari upacara atau ibadah dalam berbagai tradisi keagamaan. Dupa kerap ditampilkan pada berbagai prosesi tradisi di masyarakat. Terkadang kita sulit untuk memahami praktik bakar dupa kalau tidak melihat secara langsung bentuk praktik dan tujuannya. Penelitian ini mengambil perspektif tokoh agama Islam dan Katolik di Kota Banjarmasin perihal praktik ritual bakar dupa. Metode penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian lapangan dengan pendekatan antropologi dan teologis. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dokumentasi, dengan analisis data kualitatif menggukan pendekatan Miles dan Huberman. Hasil penelitian ini menemukan adanya perbedaan dan persamaan antara agama Islam dan Katolik di Kota Banjarmasin. Menurut tokoh agama Islam, ritual bakar dupa tidak memiliki rekomendasi secara spesifik dalam ajaran Agama Islam. Islam mengajarkan agar umat muslim fokus pada ibadah yang telah ditetapkan, seperti sholat, puasa, membaca al-qur’an, dan bersedekah, sesuai dengan tata cara yang diajarkan. Penggunaan dupa dalam konteks keagamaan Islam hanya sebatas aroma harumnya untuk menciptakan suasana khusyuk dalam beribadah. Islam memandang bahwa wewangian merupakan sunnah yang telah diwariskan Nabi Muhammad saw kepada umat muslimin, namun tidak secara khusus dihubungkan dengan ritual bakar dupa. Menurut tokoh agama Katolik, ritual bakar dupa dapat diamati dalam beberapa konteks dan praktik keagamaan. Penggunaan dupa sebagai simbol penghormatan, penyucian, dan do’a. Persamaan keduanya, dupa digunakan sebagai unsur ritual untuk menciptakan atmosfer khusyuk dalam beribadah dan keberadaanya bukanlah suatu kewajiban.

Actions (login required)

View Item