Husna, Raudatul (2023) Tradisi Pembacaan Surah Yâsîn dalam Kasus Pelanggaran Etik di Pondok Pesantren Ar-Raudhah Amuntai. Skripsi, Ushuluddin dan Humaniora.

	Text PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN.pdf Download (193kB)
	Text AWAL.pdf Download (1MB)
	Text ABSTRAK.pdf Download (224kB)
	Text BAB I.pdf Download (357kB)
	Text BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (516kB)
	Text BAB III.pdf Download (323kB)
	Text BAB IV.pdf Download (580kB)
	Text BAB V.pdf Download (227kB)
	Text DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (262kB)
	Text LAMPIRAN.pdf Download (2MB)

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk mengungkap realitas yang terjadi dalam masyarakat, yaitu adanya keterkaitan yang kuat antara Al-Qur'an dan kehidupan sehari-hari umat Muslim. Hal ini dapat diamati dari fenomena di mana masyarakat cenderung memberikan keistimewaan pada satu Surah tertentu dalam Al-Qur'an dan mengaplikasikannya dalam berbagai kegiatan masyarakat, termasuk dalam tradisi. Salah satunya tradisi pembacaan Surah Yâsîn di pondok pesantren Ar�Raudhah dalam menangani kasus pelanggaran etik yang terjadi di asrama. Hal ini merupakan respon sosial suatu komunitas atau masyarakat dalam menerima kehadiran Al-Qur`an. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa saja jenis pelanggaran etik yang dibacakan Surah Yâsîn dalam kasus pelanggaran etik di pondok pesantren Ar�Raudhah Amuntai dan proses pelaksanaannya serta mengetahui tujuan yang diinginkan oleh santri pondok pesantren Ar-Raudhah Amuntai dari pembacaan Surah Yâsîn dalam kasus pelanggaran etik. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yaitu, penulis langsung turun ke pondok pesantren Ar-Raudhah Amuntai untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan. Teknik pengumpulan data dilakukan oleh penulis melalui kegiatan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Kemudian data dianalisis dengan menggunakan metode deskriprif kualitatif. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan didapati hasil temuan bahwa tradisi pembacaan Surah Yâsîn dalam kasus pelanggaran etik di pondok pesantren Ar-Raudhah Amuntai dilakukan ketika terjadi kasus pelanggaran etik berupa pencurian dan hubungan berpacaran. Tradisi ini melibatkan tiga tahapan, yaitu persiapan, pelaksanaan, dan penutupan, dengan menggunakan bahan-bahan yang memiliki makna simbolis, seperti batu, cabai hitam, cabai putih, lada hitam, lada putih, lombok, dan batu. Tujuan dari tradisi ini adalah untuk memberikan efek syok terapi kepada pelaku agar mereka merasa jera dan mengakui kesalahan yang mereka lakukan. Selain itu, tradisi ini juga bertujuan untuk mendapatkan pahala dan keberkahan dalam pembacaan Surah Yâsîn.

Actions (login required)

View Item